Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Buku, Kopi Tubruk, dan Teh Kayu Manis Kiriman dari Sahabat

18 Maret 2021   17:24 Diperbarui: 19 Maret 2021   14:05 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku, kopi tubruk dan teh kayu manis kiriman dari sahabat baik yang berdomisili di Sungai Penuh, Jambi. (Dokpri)

Hingga komunikasi baik itu kemudian berlanjut ke jejaring media sosial, sampai detik ini.

Saya pikir, tak hanya sahabat saya ini saja, di Kompasiana ini banyak sekali orang baik hingga yang paling baik sekalipun. Mungkin termasuk Anda yang sedang membaca tulisan ini. Karena saya yakin, setiap orang/individu pasti memiliki sifat baik di dalam dirinya.

Atau paling tidak, kita semua punya keinginan untuk berbuat baik kepada orang lain. Ya, karena secara politis, manusia selalu rindu akan yang lain, kehadiran orang lain dalam hidupnya. Bisa jadi itu teman--yang pada akhirnya menjadi sahabat. Bukan begitu? Heu-heu-heu

O ya, sejak awal bergabung di Kompasiana, saya memang punya ikhtiar menjaring pertemanan di antara sesama penulis/kompasianer. Ihwal secara pribadi, saya kepengen belajar banyak hal. Dari siapapun itu.

Dan bersyukur, sejauh ini hasrat saya itu terjawab sudah. Nilai persahabatan itu diisi (baca: dipupuk) dengan caranya masing-masing. Dan semuanya baik.

Secara khusus, ketika salah satu sahabat baik saya beberapa hari lalu mengirimi saya oleh-oleh, maka sejatinya hal itu harus dimaknai sebagai ekspresi persahabatan yang nilainya mencapai kulminasi. Sederhananya, tidak mengawang-awang.

Celakalah pula bila nilai persahabatan dilihat dari sesuatu yang berwujud. Atau dengan kata lain, persahabatan selalu diukur menggunakan angka-angka. Anggapan tersebut justru akan mendikotomis maksud baik dari nilai persahabatan itu sendiri. Bukan begitu? Heu-heu- heu

Memaknai pemberian buku, kopi dan teh

Selain rasa senang dan bangga, saya juga merasa semakin semangat berliterasi. Mengingat bagi seorang pembelajar hidup seperti saya, buku, kopi dan teh merupakan tiga pilar energi yang membantu saya keluar dari kebuntuan berpikir.

Saya mungkin seperti orang kebanyakan, di mana buku dan kopi menjadi seperangkat suplemen yang harus dikonsumsi agar kembali vitalitas belajar: survive! Dan saya yakin, sahabat baik saya itu tahu betul apa kebutuhan (dan yang menjadi hobi) saya.

Buku, kopi/teh darimu sudah kuterima. Terima kasih banyak dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas budi baik ini. Sehat selalu. Tabe!

*Ditulis untuk sahabat baik dan yang saya kasihi, Ibu Fatmi Sunarya*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun