Mohon tunggu...
Guıɖo Arısso
Guıɖo Arısso Mohon Tunggu... Insinyur - ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

ᗰᗩᖇᕼᗩEᑎ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyoal Sakralisasi Tuak bagi Masyarakat Adat

27 September 2020   20:13 Diperbarui: 27 September 2020   20:39 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuak Manggarai/Diolah dari Canva (Koleksi Pribadi)

Picu yang melatuk saya untuk menelurkan tulisan ini karena sebelumnya saya terinspirasi dari tulisan Romo Greg yang dirilisnya kemarin sore. 

Kebetulan, dalam artikel politiknya tersebut, beliau sempat menyinggung soal tuak.

Menurut Romo Greg, tuak yang oleh orang Dayak sebut sebagai 'Susu Kalimantan', telah diolok-olok (baca: dipolitisasi) oleh beberapa orang demi mengejar syahwat politiknya. 

Bahkan, ada kecendrungan lain, tindakan mereka tersebut memuat unsur pelecehan terhadap sakralisasi tuak bagi masyarakat adat Suku Dayak.

Karena pada prinsipnya, tuak seringkali dihadirkan dalam perjamuan dan/atau ritual adat orang Dayak. Tanpa peran tuak, ritual tersebut terasa hambar.

Sebagai orang Manggarai yang punya pandangan yang sama dengan orang Dayak mengenai keberadaan tuak, saya sebenarnya ikut miris saja bila menyaksikan tindakan banal orang-orang yang mengolok-olok tuak. 

Apalagi, misalnya, sampai mereduksi kualitas moral seseorang dan/atau sekelompok orang yang mensakralkan tuak. How stupid you are!.

Tetapi memang dalam hal ini saya sepakat dengan hipotesis Romo Greg, bila gaya politik sekarang amat jauh melangkahi nilai-nilai moral dan miskin etika. 

Jangankan tuak, mayat saja ikut dipolitisasi sekarang.

Dan kalaupun, misalnya, ada orang yang mempergunjingkan kesakralan tuak, karena tuak mengandung alkohol (OH), memabukkan dan merusak tubuh, ya, itu karena Anda tolhol saja saya pikir. Tuak akan merusak tubuh Anda jika tuak  yang Anda tenggak itu satu jerigen sekaligus. Tentu saja Anda akan mamphus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun