Senyum Dedi (26) merekah seketika memandangi hamparan bunga cengkeh di kebunnya yang sedini mulai menguning kemerahan.
Pada garis-garis senyumnya, kian menegaskan bahwa musim panen cengkeh sudah tiba. Dedi sangat girang bukan main, meski panen cengkeh tahun ini dilakukan di tengah pandemi COVID-19.
Lebih lanjut ia mengatakan, jika bunga cengkeh tidak di petik sekarang, kelak hasilnya berdampak kurang baik. Itu sudah menjadi kosekuensi logis.
Prinsipnya bahwa, pemetikan bunga cengkeh baik dilakukan pada saat kepala bunga cengkeh masih tertutup dan mengkilap.
Setelah di panen, bunga cengkeh tersebut akan di jemur. Proses penjemuran dan atau pengeringan cengkeh membutuhkan waktu tiga hingga empat hari setelah pemanenan. Tergantung intensitas matahari.
Setelah selesai di jemur, diusahakan agar cengkeh kering tersebut tidak boleh terkena air dan jangan disimpan di tempat yang lembab. Ini dimaksudkan agar kualitas cengkeh tetap terjaga.
Kebetulan kemarin saya berkunjung ke kebun cengkehnya, ia menceritakan, pemanenan selama tiga hari ini menghasilkan tujuh karung cengkeh basah, dan semuanya masih dalam proses pengeringan.
Kalau pun cengkeh miliknya itu sudah kering, ia memilih untuk menyimpannya terlebih dulu. Lantaran menunggu harganya naik.
"Rencananya hasil panen kali ini saya akan simpan. Tunggu harga baik baru kas lepas" pungkasnya kepada saya
Menurut Dedi yang juga seorang guru di SMP-N 1 Pateng, untuk saat ini di Desa Pateng Lesu, Kecamatan Ndoso, Manggarai Barat, harga cengkeh kering dikalangan Pengepul berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 55.000 per Kg. Sementara untuk cengkeh mentah Rp 15.000 per Kg.
