Mohon tunggu...
G Tersiandini
G Tersiandini Mohon Tunggu... Lainnya - Mantan guru di sekolah internasional

Mantan guru, penikmat kuliner dan senang bepergian.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Keindahan Alam Belitung

22 April 2018   21:31 Diperbarui: 23 April 2018   07:12 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah menunda-nunda keberangkatan ke Belitung beberapa kali, akhirnya saat liburan di bulan Oktober 2017 saya jadi juga berangkat ke Belitung. Awalnya saya mau ikut tour yang diiklankan di media sosial, namun kebanyakan menyatakan sebaiknya pergi paling sedikit berdua karena akan lebih murah. Mengingat teman-teman yang saya ajak tidak bisa mengambil cuti atau mereka sudah pernah ke sana, akhirnya saya memutuskan untuk pergi sendiri.  

Saya pun memilih hotel yang ada di dekat pusat kota, karena berdasarkan ulasan yang saya baca, hotel tersebut dekat dengan beberapa tempat makan dan bersih. Terus terang saya benar-benar buta tentang pulau ini. 

Sekarang yang menjadi masalah adalah mencari mobil untuk disewa. Kebanyakan menawarkan harga yang cukup tinggi. Untungnya teman yang tinggal di Belitung membantu saya mencarikan mobil dan dia berhasil mendapatkan mobil sewa untuk saya dengan harga yang relatif murah. Ok, semua siap dan berangkatlah saya ke Belitung.

Saat saya menghubungi teman saya sebelum 'boarding', dia mengatakan bahwa saya akan dijemput oleh temannya (pemilik mobil), namun saat saya tiba di bandara di Tanjung Pandan, ternyata justru teman saya yang menjemput saya. Hari masih pagi, dia kemudian membawa saya ke warung kopi Kong Djie di pusat kota. Karena saya tidak minum kopi, jadi saya hanya memesan teh. Untuk makanannya, hmmm ... terus terang saya tidak suka makanan yang ada di warung itu yang mirip jajan pasar kalau di Jawa. 

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Teman saya rupanya cukup terkenal di sana karena hampir semua orang yang berkunjung ke warung itu kenal dengannya. Dia pun mengajak saya melihat ketel yang digunakan untuk memasak air. Kagum saya melihat ketel dengan ukuran besar tersebut. Setelah sarapan, dia pun mengajak saya pergi. Teman saya mengatakan bahwa hotel saya dekat dengan warung itu, jadi saya pikir dia akan mengantar saya ke hotel untuk meletakkan barang-barang saya. Ternyata dugaan saya salah. Diajaknya saya ke daerah pantai. Dia ajak saya melihat para nelayan memancing, tapi sayang pagi itu tidak ada satu nelayan pun yang memancing di pantai.

Dari sana, saya dibawanya mengunjungi salah satu saudaranya. Rupanya dia ingin minta tolong saudaranya untuk mengantarkan kami ke air terjun yang ada di sana. Saudaranya yang sedang mengerjakan kebunnya dipaksa untuk berhenti bekerja dan disuruhnya mengantarkan kami. Kami pun kemudian menuju ke kawasan tempat air terjun itu berada. Menurut saudara teman saya, nama air terjun itu adalah Gurok Pakuk. Menurutnya belum banyak orang yang datang ke sana. Untuk menuju air terjun, kami harus berjalan cukup jauh dari tempat kami memarkir mobil.

Kami pun memasuki kawasan hutan dan udaranya sangat segar.  Kami berjalan di antara pepohonan yang menjulang tinggi. Setelah berjalan beberapa saat, kami melihat ada sungai dengan ikan-ikannya, kami juga mendengar deburan air, berarti air terjun sudah semakin dekat. Namun tiba-tiba hujan turun. Kami pun harus berteduh. Setelah hujan reda, walaupun licin, kami meneruskan perjalanan menuju air terjun. Airnya jernih, namun air terjun ini biasa saja karena saya pernah melihat banyak air terjun yang lebih indah. Namun, tetap saja saya merasa senang karena bisa menemukan air terjun di Belitung.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Foto Pribadi
Foto Pribadi
Tidak lama kami di sana, kami pun kembali ke rumah saudara teman saya. Dari sana, teman saya mengajak saya ke pantai untuk makan siang. Kami makan siang di Pantai Penyabong. Saat memasuki kawasan pantai, terus terang saya merasa kagum melihat batu-batu besar yang ada di situ. Air lautnya pun bersih. Sambil menunggu makanan yang sudah kami pesan, saya gunakan kesempatan ini untuk berjalan-jalan di pantai dan mengambil beberapa foto. Senang sekali akhirnya bisa berkunjung ke Belitung dan melihat sendiri batu-batu berukuran besar yang 'tumbuh' di pantai.

Foto Pribadi
Foto Pribadi
Foto Pribadi
Foto Pribadi
Saat kami tiba di tempat itu, belum ada pengunjung lain yang ada di sana, tetapi kemudian jumlah pengunjung semakin banyak. Untung kami sudah selesai makan, jadi kami bisa segera pergi meninggalkan tempat itu. Sebelum pergi, saya sempatkan untuk berfoto-foto sekali lagi. Namun, saat saya sedang meniti salah satu batu besar yang ada di sana, saya terpeleset dan tercebur ke dalam air. Celana saya basah dan tanpa saya sadari, kamera SLR saya juga tercebur bersama saya. Aduh ... sedih rasanya karena pasti saya harus membeli kamera baru :(

Untuk naik ke daratan juga tidak mudah karena batunya licin, tapi akhirnya saya berhasil naik dan cepat-cepat ganti celana. Kamera segera saya keringkan. Kami kemudian menuju pusat kota. Di perjalanan, kamera saya tiba-tiba menyala. Waduh ... benar-benar rusak. 'Shutter' tidak bisa saya tekan, 'flash' tiba-tiba menyala. Panik juga karena sekarang saya hanya bisa mengandalkan ponsel saya untuk mengambil foto. 

Dalam perjalanan pulang, kami sempat mampir ke Pelabuhan Sadai. Di sini, kamera berfungsi kembali tapi harus secara manual. Kegiatan foto-foto pun berlanjut.Setelah agak gelap, saya pun diantar ke hotel. Awalnya teman saya ingin mengajak saya 'ngopi' tapi saya ingin istirahat saja. Akhirnya kami berjanji untuk melanjutkan perjalanan keesokan harinya ke beberapa pulau yang ada di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun