Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Banjir Makassar dan Ketidakkekalan

7 Maret 2023   05:55 Diperbarui: 7 Maret 2023   05:55 1168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir Makassar dan Ketidakkekalan  (gambar: inews.id, diolah pribadi)

Dilansir dari media arus utama, banjir tersebut terparah dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Penyebabnya, dipicu cuaca ekstrem dan juga air pasang laut. Membuat aliran air tertahan dan musibah banjir terjadi. 

Musibah banjir telah menimbulkan keprihatinan mendalam bagi warga masyarakat. Sebagian warga yang didominasi kaum dewasa dan orang tua dihinggapi stres dan rasa khawatir. Memikirkan keselamatan diri dan keluarga, juga kondisi rumah terdampak banjir.

Perabot dalam rumah menjadi rusak, sehingga terpaksa harus dibuang. Belum lagi harus kerja bakti membersihkan rumah dan memilah perabot yang masih layak digunakan kembali. Memang bukan hal yang mudah untuk dapat menerima realita yang telah terjadi tersebut.         

Berbeda dengan kaum muda yang didominasi anak-anak dan remaja. Mereka seakan tidak memedulikan musibah banjir yang meluas hingga ke lingkungan sekolahnya.

Tidak sedikit ruang kelas tergenang banjir. Kerja bakti bersama membersihkan kelas dilakukan dengan riang. Sebagian nampak bermain bersama penuh gelak tawa di tengah genangan banjir. Bahkan, mereka seakan "menikmati" pengalaman "menyeberangi sungai" saat akan pulang ke rumah masing-masing.

Musibah banjir telah menumbuhkan rasa empati kepada warga terdampak. Berbagai komunitas, organisasi dan masyarakat berlomba-lomba memberikan bantuan. Menolong korban banjir dengan penuh ketulusan dan keikhlasan. Mereka membantu sesama tanpa pamrih sebagai wujud solidaritas kemanusiaan.

**

Setiap kondisi yang terjadi dalam kehidupan adalah netral. Cara menyikapi kondisi kehidupan sangat ditentukan oleh pikiran seseorang.

Karenanya, setiap orang hendaknya berpikir positif. Melihat segala sesuatu dari sisi positif. Berpikir positif dalam apapun kondisi yang dihadapi, termasuk dalam kondisi tidak menyenangkan sekali pun. 

Dengan berpikir positif, akan mengingatkan kita bahwa hidup ini tidak kekal dan terus berubah. Berbagai kondisi dalam kehidupan bersifat tidak kekal dan akan berubah. Muncul, berlangsung, dan lenyap. Semua kondisi pada dasarnya akan diawali dengan kemunculan, kemudian berlangsung, dan pada akhirnya akan lenyap.

Sangatlah penting untuk dapat memahami ketidakkekalan dari setiap kondisi yang terjadi. Kebijaksanaan menjadi sebuah keniscayaan dalam memandang berbagai kondisi yang terjadi dalam kehidupan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun