Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kaya Raya Kemudian Masuk Surga

22 November 2022   19:09 Diperbarui: 22 November 2022   19:15 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaya, nama baik, panjang umur, lahir kembali di surga adalah empat keinginan wajar manusia yang sulit untuk didapatkan (AN 4.61)

Jutaan manusia berusaha untuk kaya. Ada yang menjadi pekerja, pengusaha, investor, pegawai pemerintah, dan lain sebagainya. Selain punya banyak harta, mereka juga ingin orang-orang membicarakan kebaikan mereka. Punya uang yang banyak dan menjadi topik pembicaraan positif orang banyak, mereka ingin hidup lebih lama agar dapat menikmati semua itu. 

Berbagai upaya dilakukan agar kesehatan terjaga dan panjang usia. Terakhir, ketika kematian akhirnya datang menjemput, lahir kembali di surga menjadi keinginan terakhir mereka. Tidakkah Anda sedikitnya mendambakan salah satu dari empat keinginan itu?

Kaya belum tentu bahagia. Lalu, apakah miskin bahagia? Lebih baik mana, miskin bahagia atau kaya tidak bahagia? Kekayaan paling tidak dapat membeli kemudahan, kenyamanan, kecepatan, dan lain sebagainya yang tidak mampu dibeli orang yang belum kaya. 

Pola pikir kaya belum tentu bahagia itu racun. Ubah sebelum tersebar. Memiliki kekayaan sesungguhnya salah satu dari empat jenis kebahagiaan yang dapat dicapai perumahtangga. Setelah ia berpikir tentang kekayaan yang telah diraih dengan usaha penuh semangat dan cara yang benar, ia mengalami kebahagiaan dan kegembiraan (AN 4.62).

Kaya dengan cara yang benar berbuah kegembiraan, kebahagiaan, dan kedamaian. Sayangnya, tidak sedikit yang berusaha kaya lewat jalan pintas. Menipu, korupsi, mencuri, bahkan merampok menjadi pilihan yang mereka ambil. Yang terpaksa ada, yang sengaja juga banyak. 

Sebagian memang berhasil kaya, tetapi banyak juga yang berakhir tragis. Ditangkap lalu dipukuli beramai-ramai, atau membusuk hingga mati di penjara. Menjelang kematian, yang berhasil kaya ketakutan ditagih tanggungjawab karena perbuatan-perbuatan jahatnya.

Selain mendapat kekayaan, pengumpulan uang dan harta dengan cara yang benar juga membuahkan nama baik. Pengusaha atau pekerja yang jujur, baik, dan bertanggungjawab adalah buah bibir orang banyak. Nilai kepercayaan mereka tinggi. Buah manisnya adalah banyak orang bersedia bekerja sama. 

Tantangan mereka tentu mempertahankan nama baik tersebut. Mereka hanya perlu secara konsisten menerapkan prinsip yang selama ini mereka telah jalankan dalam upaya mengumpulkan kekayaan. Godaan untuk melanggar prinsip dihadapi dengan berpegang teguh kepada Buddha-Dharma.

Kekayaan meningkatkan kapasitas untuk hidup sehat dan panjang umur. Makanan yang cukup dan bergizi, alokasi waktu untuk berolahraga, dan fasilitas kesehatan yang baik mudah didapatkan bila uang di bank tidak mengenal kata habis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun