Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kau dan Aku yang Terbuai Dalam Deru

16 Oktober 2022   19:09 Diperbarui: 16 Oktober 2022   19:10 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kau dan Aku yang Terbuai dalam Deru (gambar: shutterstock.com, diolah pribadi)

Bukan kali ini aku melihat sepasang matamu yang telaga
meniriskan riak bening yang telah kumafhumi maknanya

Sejak tiga dekade napasmu yang tersengal patah
membuatku yakin, kau hanyalah seonggok nyawa rapuh
yang pasti sebentar akan menirus dari pandanganku

Lara-lara itu membekapmu seperti partitur sunyi
menjadikan senandung jadi bisu
yang merambat lambat dalam birama kematian

Kita, kau dan aku
hanyalah menekin yang lahir dari rahim nova
lalu hilang dalam entropi yang tak terjamah nalar

Entropi ini sedang menjamahmu
ia menjelma gergasi yang menculikmu dari kefanaan
seperti Yakkha Alavaka yang bengis
yang lebih bara dari amarah selaksa Mara

Ini memang fana yang buai kita dalam deru
seperti roda samsara yang tak pernah berhenti berputar

Kita, kau dan aku
tinggal menghitung masa yang tak berkesudahan
dalam keletihan yang luar biasa

**

Kupang, 16 Oktober 2022
Penulis: Effendy Wongso, Kompasianer Mettasik

Wartawan | Pencinta Sastra | Ingin Menjadi Insan yang Lebih Baik dalam Buddha Dhamma

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun