Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Kebahagiaan Bisa Dibeli dengan Uang?

6 Oktober 2022   05:16 Diperbarui: 6 Oktober 2022   06:07 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Apakah Kebahagiaan Bisa Dibeli dengan Uang (dailyinspiringword.com, diolah pribadi)

Dahulu ketika awal saya memasuki dunia pekerjaan di kantor, saya bekerja di sebuah Kantor Konsultan. Waktu itu usia saya masih awal 20 tahun. Saat itu saya mempunyai atasan yang sangat menikmati pekerjaannya. 

Pagi-pagi sekali, jam 7 sudah sibuk bekerja di ruangannya, dan biasanya pulang larut malam sekitar jam 10 bahkan lebih. Rutinitasnya itu dilakukan setiap hari kerja.

Saat itu saya bertanya kepada rekan kerja saya, "kalau beliau setiap hari kerja seperti itu, kapan beliau bisa menikmati hidup?".

Rekan kerjaku kemudian berkata, "justru seperti itulah beliau berbahagia dan menikmati hidupnya".

Ada pula atasan lain yang mempunyai kebiasaan yang sama, pulang sangat larut. Suatu hari anaknya yang masih kecil ikut menjemput bundanya ini pulang kerja. 

Saya tak sengaja mendengar celoteh sang anak,"Bunda, apakah saya boleh membeli waktu Bunda, hingga kita bisa menghabiskan waktu bersama". Walau saya tersenyum, namun ada kepedihan di hati saya ketika mendengarnya.

Banyak orang yang mengejar karirnya demi pundi-pundi uang. Tapi ada juga orang yang memang memiliki hobi bekerja dan bekerja. Seharian di kantor dari pagi sampai malam merupakan kenikmatan tersendiri untuknya.

Ada juga orang yang memang karena tuntutan pekerjaan hingga harus bekerja seharian dan penuh tekanan. Suatu hari ada seorang pemilik perusahaan yang ikut serta dalam retret meditasi kesehatan dikarenakan ia didiagnosa kanker ganas.

Selama retret berlangsung ada peraturan untuk dilarang berkomunikasi, apalagi pegang handphone. Ternyata beliau menemukan kebahagiaan karena tidak pegang handphone selama retret, karena tidak ada yang membuat beliau menjadi stress.

Saya pun akhirnya pernah kerja dimana saya harus datang jam 7 pagi dan pulang kerja larut malam dan selama kerja penuh tekanan. Dan hasilnya? Saya sakit. (hahaha).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun