Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pembebasan Menuju Kesembuhan dan Kebahagiaan

5 Oktober 2022   05:05 Diperbarui: 5 Oktober 2022   05:07 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembebasan Menuju Kesembuhan dan Kebahagiaan (gambar: dnaindia.com, diolah pribadi)

Seperti biasa, mamak selalu menolak kalau disuruh ke dokter, obat andalannya ada di rumah.

Satu babak sudah terlewati, kami sampai di Medan dengan selamat. Mamak kembali ke rumah dan kami balik ke Pangkalan Kerinci.

Beberapa bulan berselang, sakit perut mamak makin menjadi-jadi. Mamak tidak bisa lagi menolak ke dokter, karena obat andalannya tidak lagi ampuh menghilangkan sakitnya. Badannya semakin kurus.

Keringat dingin mengucur sampai bisa membasahi bantalnya saat menahan sakit. Dokter belum menemukan sumber penyakitnya. Segala macam test dilakukan. Mulai dari dokter umum, spesialis penyakit dalam sampai ke dokter kandungan. Diagnosa dokter tidak memuaskan - kolesterol terlalu tinggi.

Tidak puas dengan kabar melalui telepon, kami pulang ke Medan untuk melihat langsung kondisi mamak. Setelah berembuk dengan keluarga. Kami putuskan membawa mamak ke Penang untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik.

Kami kembali ke Pangkalan Kerinci. Mamak ditemani oleh abang dan kakak menuju ke Penang. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan vonis dokter sangat mengejutkan dan menakutkan, terdeteksi usus mamak ada tumornya. 

Hasil biopsi menyatakan bahwa tumor tersebut adalah kanker yang sudah stadium 2. Harus segera diangkat. Maka setelah menjalani prosedur, mamak di operasi, pengangkatan tumor dilakukan.

Apa yang terjadi dengan penulis? Apakah hanya bisa menangis menunggu kabar dari kakak dan abang yang menjaga mamak di sana? 

Kesabaran menunggu kabar tidak pernah terjadi, yang terjadi adalah telepon roaming terus -- menerus, dan suami penulis pun mengambil inisiatif yang bijaksana. Tiket pesawat saat itu tidak mahal, dibandingkan dengan biaya telepon yang luar biasa. Berangkatlah penulis ke Penang untuk melihat langsung kondisi Mamak.

Sesampainya di rumah sakit, yang bisa dilakukan hanya berdoa dan berdoa. Abang kembali ke Medan. Tinggallah penulis dengan kakak yang menjaga Mamak. Kondisi mamak semakin hari semakin membaik. 

Satu minggu kemudian, pada kunjungan dokter di pagi hari, dengan membawa hasil biopsi pasca operasi, memberi kabar bahwa kanker mamak sudah di stadium 3 dan harus menjalani kemoterapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun