Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Meningkatkan Rasa Percaya Diri Anak agar Tidak Menjadi Korban Bullying

28 September 2022   05:40 Diperbarui: 28 September 2022   05:47 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Menjadi Korban Bullying (gambar: nationswidechildren.org, diolah pribadi)

Siang itu, ada perasaan haru menyelinap ketika melihat putri saya menari di tengah lapangan sekolah bersama teman-temannya. Gerakannya luwes dan tampak percaya diri. Hal yang rasanya sempat tak terlintas di pikiran saya.

Putri saya awalnya gadis kecil yang pemalu. Dia lebih senang berada di belakang ketimbang tampil di depan. Hal yang tanpa sadar membuatnya dibandingkan dengan kakaknya yang senang tampil. Komentar yang semakin membuatnya semakin mundur ke belakang.

Hal ini membuat saya tak tinggal diam. Apalagi ketika dengan wajah murung, dia menyatakan tak nyaman di sekolah. Padahal, baru tiga bulan berada di sekolah dasar. Ada seorang temannya yang membuat dia harus meminta maaf walaupun tidak berbuat kesalahan.

Berbicara dengan wali kelasnya saya lakukan, tapi bukan itu kunci utamanya. Gadis kecil saya harus bisa menjaga dirinya sendiri. Rasa percaya terhadap kemampuan dirinya, itu yang harus dimaksimalkan.

Saya mulai melihat dengan lebih jeli apa yang membuat matanya terlihat lebih bersinar. Saya berusaha lebih memahami apa yang disukainya. Hal yang sangat berbeda dengan kakaknya.

Gadis kecil saya memang tak menyukai Matematika. Pelajaran itu sempat membuatnya sedih karena ada yang pernah membandingkan dengan kakaknya. Anak pertama saya memang penyuka Matematika. Ah, memangnya semua orang harus menyukai Matematika?

Saya dan suami bangga dengan hasil lukisannya. Sama bangganya dengan hasil nilai ulangan Matematika kakaknya. Saya pajang hasil lukisannya. Saya sampaikan kalau saya bangga dengan hasil yang kedua anak saya raih.

Perlahan tapi pasti, rasa percaya diri itu meningkat. Gadis kecil saya mulai memperlihatkan kemampuannya yang lain. Dia menyukai hal-hal yang berkaitan dengan seni. Dukungan keluarga membuat gadis kecil ini laksana kupu-kupu keluar dari kepompongnya.

Keyakinan terhadap kemampuannya membuat keberanian untuk tampil itu semakin menguat. Tentu saja, keberanian itu pun berproses munculnya. Yang pasti, kekuatan cinta dan dukungan tak henti membuatnya berani untuk menghadapi tantangan. Kekuatan yang membuatnya mampu menjaga dirinya dari pelaku bullying.

Mereka yang membully, biasanya mencari korban dari anak-anak yang tak menyadari potensi yang dimilikinya. Potensi yang terkadang baru muncul bila keluarga mau menggalinya bersama. Hal yang akan bersinar cemerlang bila dipoles dengan tepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun