Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bekal untuk Buah Hati

24 September 2022   20:56 Diperbarui: 24 September 2022   21:07 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi: Bekal untu Buah Hati (gambar: pikiran-rakyat.com, diolah pribadi)

Mengarungi kehidupan mempunyai tujuan dan harapan
Berjuang untuk menggapai harapan
Bermimpilah agar bersemangat dalam berrjuang

Mengarungi kehidupan dengan kondisi tidak berlebihan, menempa jiwaku menikmati hidup sederhana

Kesederhanaan hidup masa kecil dengan menikmati kenyataan Apa adanya

Disaat remaja nyaris putus sekolah karena patah semangat tidak ada harapan melanjutkan sekolah yang lebih tinggi

Dibangku kelas tiga SMA terkena perpanjangan tahun ajaran, membuat kejenuhan menguasai pikiran

Akhirnya ijazah SMA dapat kuraih dengan nilai pas-pasan
Selembar kertas yang tidak memberi kesan berarti

Berjuang demi sesuap nasi mengelola bengkel elektronik milik orang tua

Mampu bertahan memenuhi kebutuhan keluarga dalam kesederhanaan bahu-membahu bersama belahan jiwa

Dalam kebersamaan membesarkan buah hati
Hingga saat kedua putriku masuk SMP dan SMA, bengkel tak dapat bertahan untuk menunjang Kehidupan keluarga

Dengan berat hati bengkel ditutup untuk selamanya
Dengan selembar Ijazah yang kumiliki mengais rejeki dengan bantuan seorang teman

Menebus kegagalan mengenyam pendidikan tinggi, dengan memberi bekal pendidikan tinggi pada buah hati

Perjuangan dalam kesederhanaan hidup dan bantuan dari saudara
Akhirnya kedua putriku menjadi sarjana dan melanjutkan kuliah hingga lulus S2.

Menggapai harapan menjadi kenyataan, bersama belahan jiwa dalam kesederhanaan
Mengarungi kehidupan dalam kebersamaan, penuh kedamaian, dan kebahagiaan

Semoga semua makhluk hidup berbahagia

**

Tegal, 24 September 2022
Penulis: Suriya Dhammo Lie, Kompasianer Mettasik

Dharmaduta | Aktivis Buddhis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun