Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Memahami Tujuan Hidup, Memaknai Risiko Hidup

28 Juli 2022   05:05 Diperbarui: 28 Juli 2022   05:15 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memahami Tujuan Hidup, Memaknai Risiko Hidup (gambar: kamagroup.org, diolah pribadi)

Tidak semua orang punya tujuan hidup yang jelas. Buktinya ada yang jika ditanya apa tujuan hidupnya, akan terdiam sejenak dan berpikir.

Kalau seseorang sedang berjalan tergesa-gesa, lalu ditanya mau kemana, dengan sigap ia menyebutkan tujuannya. Seandainya ia terdiam, lalu berpikir mau kemana, tentu saja ia sedang bingung. Berjalan tergesa-gesa, tapi tidak tau mau kemana.

Tidak mudah menetapkan tujuan hidup, karena hidup itu tidak pasti, tidak ada seorangpun yang dapat memastikan apa yang terjadi pada masa depan.

Tetapi kalau ditanya hari ini tujuannya apa? Mudah dijawab, hari ini pasti ingin menyelesaikan tugas dan memenuhi kebutuhan hidup. Entah itu bekerja, pergi ke sekolah, menyiapkan masakan atau lainnya. Yang pasti tidak lupa harus memenuhi kebutuhan, makan dan minum.

Setiap orang pada dasarnya sibuk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Mulai dari ingin makan, ingin minum, ingin pakaian bagus, ingin punya rumah sendiri, ingin kaya, ingin dihargai, ingin dihormati, ingin dicintai, ingin terkenal, ingin rukun, ingin sehat, ingin bahagia, ingin panjang umur, ingin masuk surga setelah mati.

Singkatnya setiap orang ingin yang terbaik untuk dirinya. Tidak ada yang mengharapkan dirinya mendapatkan sesuatu yang buruk.

Menjadi lebih baik adalah sesuatu yang pantas diusahakan dan diperjuangkan. Walaupun baik sekalipun, tetap ada resiko yang terus mengintai. Saat mengusahakan menjadi lebih baik, belum tentu baik bagi orang lain, mungkin saja dapat merugikan orang lain.

Menjadi kaya tentu saja baik, patut diusahakan, tetapi resiko yang mungkin terjadi adalah merugikan orang lain, menyakiti orang lain, melanggar hukum. Kaya dari hasil korupsi, mungkin baik bagi dirinya, tetapi dicapai dengan resiko yang sangat besar, merugikan orang lain. Yang pada akhirnya resiko itu kembali kepada dirinya.

Menjadi terkenal karena menjelekkan orang lain, mungkin saja ia dapat mencapai harapan itu, tetapi resiko yang ia tanggung sangatlah jelas. Ketika orang mengetahui caranya, maka ia akan diabaikan.

Kebahagiaan sangat pantas didapat, perlu diupayakan dengan sungguh-sungguh, dengan tidak merugikan orang lain. Menjadi bahagia adalah tujuan hidup banyak orang, semua mengusahakan hal ini, walaupun terkadang menciptakan resiko. Yang pada akhirnya resiko itu kembali merugikan dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun