Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinar Cinta Mentari yang Tak Pernah Pudar

30 Juli 2022   07:54 Diperbarui: 30 Juli 2022   07:56 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sinar Cinta Mentari yang Tak Pernah Pudar (gambar: chobirdokan.com, diolah pribadi)

Bayu dan Mentari adalah 2 sejoli yang sudah menjalin asmara dari SMA. Mereka saling mendukung dan melengkapi satu sama lain. Selalu belajar bersama. Tak heran jika prestasi akademik Bayu dan Mentari selalu di atas rata-rata.

Bayu selalu mendapatkan beasiswa dari SMA sampai ia lulus kuliah dengan predikat cumlaude di kampusnya. Bayu juga mendapatkan beasiswa untuk kuliah S2 di Jepang selama 2 tahun.

Hubungan Bayu dan Mentari menjadi Long Distance Relationship (LDR). Di malam hari saat bulan menyinari, mereka sama-sama memandangi bulan, membayangkan bulan jadi penyatu keberadaan mereka yang berjarak ribuan mil. Sebenarnya Mentari juga mempunyai prestasi akademik yang baik walau tidak segemilang kekasihnya Bayu.

Begitu lulus S2, Bayu pun langsung diterima bekerja di perusahaan besar. Mentari juga bekerja di perusahaan yang tak kalah besarnya selepas ia lulus S1. Bayu dan Mentari menikah tak lama sepulangnya Bayu dari Jepang.

Kebahagiaan pun semakin bertambah setelah pernikahan mereka, apalagi setahun kemudian mereka dikaruniai anak laki-laki yang lucu. Dua tahun kemudian, lahir anak perempuan yang sangat cantik, mirip dengan Mentari. Bayu meminta mentari untuk berhenti kerja dan fokus mengurus kedua anaknya.

Karir Bayu begitu pesat menanjak. Sekarang Bayu telah menjadi posisi sebagai direktur di kantornya. Tak jarang Bayu pulang kerja tengah malam. Bayu pun jarang berkomunikasi dengan Mentari. Bayu juga merasa sudah tidak nyambung bicara dengan Mentari, apalagi untuk diajak berdiskusi.

Menurut Bayu, pengetahuan Mentari sudah tidak sepadan lagi dengannya. Penampilan Mentari pun tidak seperti rekan kerja wanita di kantornya yang berbusana rapi, berdandan cantik, dan memakai parfum yang wangi, sedangkan Mentari hanya bermake up kalau ada acara di luar rumah dan hanya memakai daster saja.

Mentari sibuk mengurus anak-anaknya hingga anak-anaknya bertumbuh sehat dan cerdas. Tak jarang Bayu memarahi bahkan meneriaki Mentari di hadapan anak-anaknya. Seringkali Mentari ingin menyerah dalam rumah tangganya bersama Bayu.

Mentari rajin mengajak anak-anaknya ke sekolah minggu Buddhis. Hari itu Bayu ikut serta. Sementara anak-anaknya berada di sekolah minggu, Bayu dan Mentari mengikuti kebaktian di Vihara yang bersebelahan dengan sekolah minggu.

Usai kebaktian dilanjutkan ceramah dan pembahasan ceramah hari itu adalah tentang arti memaafkan. Ceramah hari itu begitu sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan Mentari. Penceramah berkata,

"Kebencian muncul karena seseorang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Sudahkah kamu memaafkan orang yang dibenci? Apa arti memaafkan? Apakah kamu sudah memaafkan orang yang melukai hati kamu, tetapi setiap kamu bertemu dengannya rasa benci itu muncul lagi? Jika demikian, berarti kamu belum memaafkannya. Memaafkan dengan tulus itu berarti kamu bisa memaafkan diri kamu sendiri. Maafkankah dengan tulus dan ikhlas. Coba renungkan dan saling mengkoreksi diri masing-masing". 

Mentari begitu tersentak mendengar ceramah yang membuat dia tersadar. Begitu pula dengan Bayu.

Sejak mendengar ceramah itu, Mentari berusaha merubah penampilannya menjadi lebih rapi, berusaha berdandan walau tipis tipis. Berusaha menjalankan hari-hari sebagai istri yang baik.

Bayu lambat laut melihat perubahan istrinya dan berusaha mengkoreksi diri juga. Bayu sadar Mentari sudah banyak berkorban meninggalkan karirnya yang gemilang demi mengurus anak-anaknya dan juga dirinya.

Suatu hari di Malam Minggu, Bayu mengajak Mentari pergi makan malam berdua saja. Mereka bernostalgia tentang masa muda dahulu sambil tersenyum mengingat kepolosan mereka pada saat itu.

Teringat kembali masa-masa indah yang telah mereka lalui bersama di masa pacaran dulu. Cinta yang lama telah hilang, pelan-pelan telah bersemi kembali.

Bayu menyesal selama ini selalu memandang rendah Mentari, bahkan membanding-bandingkan dengan rekan kerja wanita di kantornya. Bayu sadar selama ini Mentarilah yang bersinar menyinari keluarga kecil mereka.

**

Jakarta, 31 Juli 2022
Penulis: Mustika T, Kompasianer Mettasik

Perajut Hari-Hari

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun