Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Renungan Waisak: 80 Tahun, 80.000-an Ajaran, 1 Tipitaka

15 Mei 2022   07:19 Diperbarui: 15 Mei 2022   20:00 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Renungan Waisak: 80 Tahun, 80.000 Kesunyataan, 1 Tipitaka (gambar: ethics.org.au, diolah pribadi)

Beliau lahir di tahun 623 SM saat purnama sidhi di bulan Waisak, dengan nama Siddhattha di Kerajaan Kapilavatthu, India. Ayahnya adalah Raja Suddhodana dan ibunya bernama Ratu Maya.

Beliau bergelimang harta dan kekuasaan sebagai pangeran. Juga memiliki fisik dan kemampuan sempurna yang bisa dimiliki oleh seorang manusia kala itu. Lalu empat fenomena kehidupan yang dilihatnya, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati, dan petapa, menjadi titik balik kehidupannya.

Beliau kemudian bertekad untuk mencari "obat" guna mengatasi usia tua, sakit, dan kematian. Beliau menginginkan agar mahkluk-makhluk dapat terbebas dari penderitaan yang berulang, yakni lahir, tua, sakit, dan mati. Di usia 29 tahun beliau meninggalkan kehidupan duniawinya yang gemerlap dan menjadi seorang petapa bernama Gotama.

Enam tahun Petapa Gotama hidup secara ekstrim menyiksa diri. Siang hari bertapa di bawah terik sinar matahari dan malam hari bertapa dengan berendam di air yang dingin. Akan tetapi "obat" yang dicari tidak jua ditemukan.

Ternyata dua kehidupan ekstrim yang pernah dijalaninya, yakni kehidupan glamor duniawi dan kepetapaan menyiksa diri, tidak mampu memenuhi misi pencariannya. Akhirnya, beliau sadar bahwa "Jalan Tengah"-lah yang seharusnya ditempuh, bukan salah satu dari dua ekstrim kehidupan yang pernah dijalani.

Tepat saat purnama sidhi di bulan Waisak, di usia 35 tahun, beliau mencapai pencerahan sempurna dan menjadi seorang Buddha. "Buddha" adalah "gelar" yang disematkan kepada seorang manusia yang mencapai pencerahan sempurna dengan usaha dan kekuatannya sendiri, tanpa bantuan makhluk lain.

Sebagai seorang Buddha, Beliau mengajarkan Dhamma. Ini adalah hukum kebenaran mutlak yang berlaku bagi siapa saja, kapan saja, dimana saja; tidak tergantung kepada orang, waktu, tempat, dan keadaan.

Dhamma diajarkan oleh Buddha Gotama kepada manusia dan para dewa. Dewa-dewa adalah makhluk yang lebih tinggi tingkatnya daripada manusia. Para dewa hidup dalam kesenangan di alam surga.

Buddha Gotama tidur rata-rata satu jam sehari dan sekitar enam kali sehari mengajar manusia dan para dewa. Selama 45 tahun dari sejak menjadi Buddha hingga mangkat (parinibbana), terkumpul lebih dari 80 ribu topik ajaran. Semuanya disatukan ke dalam Tipitaka/Tripitaka. Ini menjadi kitab suci agama Buddha, seluruh kitabnya mencapai satu lemari penuh.

Buddha Gotama parinibbana di usia 80 tahun saat purnama sidhi di bulan Waisak di tahun 543 SM. Kemangkatan Buddha Gotama menandai dimulainya perhitungan tahun buddhis (Buddhist Era/BE).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun