Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Sok Tahu, Kisah Kepala dan Ekor Ikan ini Contohnya

13 Mei 2022   05:33 Diperbarui: 13 Mei 2022   05:35 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, mettasik, budy dipankara

Saya teringat sebuah kisah tentang pasangan suami istri yang baru saja melangsungkan Peringatan Kawin Emas, tetapi sehari kemudian sang istri yang sudah lima puluh tahun mengarungi bahtera rumah tangga menggugat cerai suaminya.

Semua tetangga mereka gempar, bagaimana mungkin pasangan yang begitu harmonis selama lima puluh tahun, tiba-tiba putus sehari setelah peringatan Kawin Emas. Ternyata jawabannya adalah karena sang suami sok tahu tentang kebiasaan istrinya.

Bagi sahabat yang sudah pernah tahu kisah ini tentu tidak heran dan mengerti jawabannya, tapi bagi Anda yang belum, ijinkan saya menceritakan ulang kisahnya dari yang pernah kudengar.

Dalam sebuah pesta perkawinan emas, sepasang suami istri dengan kedua anaknya begitu bahagia menyambut para keluarga, tamu dan handai taulan.

Tibalah pada satu momen dimana sang suami dipersilahkan untuk memberikan sajian potongan ikan yang telah dibagi empat kepada istri dan anak-anaknya. Potongan ikan itu dibagi menjadi satu bagian kepala, dua bagian tubuh, dan satu bagian ekor.

Sang suami dengan sigap memberikan dua bagian tubuh ikan itu kepada anak-anaknya, satu bagian kepala untuk dirinya sendiri dan satu bagian ekor kepada istrinya.

Dan dengan bangganya ia menyampaikan kepada semua keluarga dan hadirin, bahwa selama menjalani kehidupan berumah tangga, istrinya adalah orang yang sangat berbakti kepada keluarga, karena selalu memakan bagian ekor ikan karena niatnya melayani suami dan anak-anaknya.

Ketika menyerahkan potongan ikan kepada istrinya, sang suami tidak menyadari bahwa mata istrinya yang sedikit berkabut adalah tanda kesedihan. Ia mengira istrinya begitu terharu dengan pemberian dan pernyataannya di depan para tamu.

Ketika acara pesta perkawinan selesai, sang suami juga tidak menyadari bahwa sang istri berubah menjadi pendiam, karena rasa lelah yang hinggap padanya.

Keesokan harinya ketika ia bangun, ia tidak mendapati istrinya di sampingnya tapi ia melihat tulisan sang istri di secarik kertas yang mengatakan bahwa sang istri ingin bercerai dengan suaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun