Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apa sih yang Dilatih dalam Meditasi?

11 Mei 2022   06:27 Diperbarui: 11 Mei 2022   06:33 972
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri, mettasik, jayanto chua

Secara singkat meditasi adalah mengubah cara kerja pikiran.

Pikiran seperti sebuah rumah yang dihuni oleh berbagai aktivitas pikiran, seperti perasaan, berbagai emosi, kenangan/ingatan/persepsi dan kesadaran.

Tetapi pikiran terlalu sibuk, pergi ke sana kemari, sehingga rumahnya dapat dimasuki oleh siapapun. Pikiran sibuk mengenang masa lalu, pikiran sibuk mengembara ke masa depan.

Padalah, mengenang masa lalu akan berakhir pada penyesalan. Jika masa lalu indah, menyesal, mengapa semua sudah berlalu. Jika masa lalu menyedihkan, menyesal mengapa terjadi.

Demikian juga mengembara ke masa depan, pada ujungnya hanyalah kekhawatiran. Andaikata masa depan adalah sebuah kebahagiaan, khawatir tidak terjadi. Sebaliknya, jika kesedihan, kekhawatiran akan terjadi.

Pikiran yang mengembara berujung kepada penyesalan dan kekhawatiran, juga membiarkan pikiran diisi oleh aktivitas yang tidak terkendali, seperti iri, dengki, mudah marah, serakah, cemburu, malas, gelisah, sombong dan banyak lagi lainnya.

Selama berlatih meditasi pikiran dilatih untuk kembali ke rumahnya, kembali pada saat ini.

Misalkan dengan mengamati nafas masuk dan keluar, mengamati objek tanpa menilai. Hanya mengetahui dengan jelas nafas masuk nafas keluar. Pikiran yang terbiasa menilai, akan berusaha membandingkan dengan masa lalu, apakah nafasnya begini, begitu dan banyak penilaian lainnya. Jika hal ini terjadi, kembali arahkan perhatian ke objek, cukup tahu kalau nafas masuk dan keluar.

Jika pikiran pergi mengembara apakah ke masa lalu atau ke masa depan, tidak perlu marah, kecewa akan hal ini, cukup mengarahkan kembali ke nafas masuk dan keluar. Selalu waspada agar pikiran tidak meninggalkan pengamatan nafas masuk dan keluar.

Ketika mampu mengamati nafas masuk dan keluar, maka pikiran sudah mulai berada pada saat ini, waspada akan keliaran pikiran yang sering mengembara, sehingga dapat dikatakan sati sudah hadir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun