Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mata Mama dan Ombak Pikiranku

7 Desember 2021   16:38 Diperbarui: 7 Desember 2021   17:38 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mata Mama dan Ombak Pikiranku (sumber: scarrymommy.com)

"Ma, hati-hati tangga, turun... ya.... turun lagi ma....."

Kugandeng mama di setiap langkahnya menuruni tangga dan juga saat menyusuri area hotel tempat kami menginap. Penglihatan mamaku sudah tak setajam dulu. Ada masalah pada retinanya, sehingga mempengaruhi penglihatan mama.

Dulu mama bisa melihat dengan jelas, sekarang tidak. Berubah. Segala sesuatu yang berkondisi pasti mengalami perubahan. Itulah proses kehidupan. Untungnya mama bisa menerima perubahan itu. Jika tidak, pasti batin menderita menolaknya.

Di setiap langkah, kulatih juga kesadaranku. Karena langkah mama pelan, kucoba juga latih kesadaranku, kaki kiri.... kaki kanan.... menyadari proses muncul, berlangsung, lenyap dari langkah kaki.

Hotel tempat kami menginap tepat di pinggir pantai. Ombak naik turun... seperti pikiranku naik turun. Pikiran ini mengembara ke sana ke mari sesuka hati, liar.....

Ahhh, seandainya aku bisa habiskan waktu berlarian di pantai, bermain pasir bersama suami dan anak-anakku....

Ahhh, seandainya aku bisa mengabadikan sejuta momen lalu aku posting di medsosku......

Lalu kusadari, liar sekali pikiran ini. Padahal ada mama di sampingku. Mengapa aku tidak hidup saat ini? Mulailah aku bercengkerama, bercerita bersama mama.

Kulatih perhatianku untuk mendengarkan cerita mama, kujaga perhatianku untuk mendengarkan setiap kalimat yang mama ucapkan... Tertawa bersama mama. Pelan-pelan, ombak pikiranku kulatih untuk hidup saat ini.

**

Jakarta 07 Desember 2021

Penulis: Rinah Wijaya untuk Grup Penulis Mettasik

dokumen pribadi
dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun