Mohon tunggu...
Kompasianer METTASIK
Kompasianer METTASIK Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis itu Asyik, Berbagi Kebahagiaan dengan Cara Unik

Metta, Karuna, Mudita, Upekkha

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibarat Kura-kura, Indria Kita pun Seharusnya Demikian

4 Desember 2021   04:10 Diperbarui: 4 Desember 2021   04:40 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibarat Kura-Kura, Indria Kita pun Seharusnya Demikian (Ilustrasi Pribadi)

Kura-kura termasuk hewan reptil. Penampakannya unik dan menarik. Mudah dikenali karena adanya batok yang lebih keras dari batako dipunggungnya.

Keunikannya ini membuat kura-kura menjadi salah satu yang terfavorit diantara hewan lainnya. Sifatnya seringkali dijadikan kisah inspiratif, menjadi cerita rakyat atau perumpamaan.

Seperti pada karya Aesop. Fabel tersebut menceritakan tentang perlombaan antara kura-kura dan kelinci yang sangat melegenda.

Kura-kura juga mempunyai cara unik dalam menghadapi musuh. Berlawanan dengan hewan lain yang biasanya membalas untuk mempertahankan diri.

Saat diserang, kepala leher dan keempat kaki menyusup ke dalam tempurungnya. Kerasnya cangkang melampaui batas ketajaman gigi buaya atau cakar singa. Mereka dibuat tak berdaya.

Seorang guru yang tercerahkan menyarankan muridnya menghindari kejahatan dengan menjaga pintu-pintu Indria. Memakai perumpamaan kura-kura dalam menghadapi musuhnya.

Suatu waktu, ada seekor kura-kura yang sedang mencari makan di sekitar pinggiran sungai. Pada saat yang sama, seekor serigala juga sedang mencari makan di sana.

Kura-kura melihat kedatangan serigala. Segera ia menarik kaki dan lehernya ke dalam cangkangnya. Diam tidak bergerak. Serigala datang dan mendekat.

Menunggu momen yang tepat, saat kura-kura menjulurkan leher atau salah satu kaki. Sang serigala berharap bisa segera menerkam kura-kura tersebut, menarik keluar dan memakannya.

Namun, kura-kura tetap diam tidak bergeming. Akhirnya serigala tidak sabar. Ia tidak berminat lagi, pergi meninggalkan calon mangsanya.

Serigala diibaratkan sebagai kekotoran batin yang terus menerus mengintai di sekitar kita. Menunggu kesempatan mencekam batin kita melalui salah satu pintu indria kita yang tidak terjaga.

Lalu, bagaimanakah kita menjaga pintu-pintu indria kita? Mindfulness. Dengan selalu menjaga agar selalu sadar dengan apa yang terjadi pada tubuh dan pikiran kita setiap saat.

Ibarat sang kura-kura yang menarik masuk leher dan kaki-kakinya kedalam cangkang. Kekotoran batin tidak bisa mengobok-obok pikiran kita.

Mari siapkan cangkang kura-kura untuk proteksi pikiran kita.

**

Jakarta, 04 Desember 2021

Penulis: Hoey Beng untuk Grup Penulis Kompasiana

Penulis: Hoey Beng untuk Grup Penulis Mettasik
Penulis: Hoey Beng untuk Grup Penulis Mettasik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun