Mohon tunggu...
Viktor Done
Viktor Done Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Warga

Suka Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Rukup Tradisi Masyarakat Adat Sulawesi Utara Menuju Papua

19 Oktober 2022   05:33 Diperbarui: 19 Oktober 2022   10:39 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nampak Masyarakat Mempersiapkan Sayur - mayur Untuk di Bawa Ke Papua 

Kontingen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Sulawesi Utara (Sulut) ikut membawa berbagai sayur-mayur ke Tanah Papua. Ini dilakukan sebagai wujud penghargaan dan penghormatan terhadap masyarakat adat Papua dan panitia pelaksana yang akan menerima mereka. 

"Di Minahasa ada tradisi rukup atau rurup. Tradisi ini tindakan spontan, sukarela dan tulus hati dari masyarakat ketika ada acara suka, duka, dan kegiatan lain di komunitas yang membutuhkan bantuan," kata Rikson Karundeng, penggerak sekolah adat dari Tomohon yang mengkoordinir pengumpulan rukup untuk Kongres Masyarakat Adat Nusantara (KMAN) VI yang akan digelar di Wilayah Adat Tabi, Jayapura, Papua, 24-40 Oktober 2022.

"Untuk kongres ini, kontingen AMAN Sulawesi Utara juga melakukan hal itu (rukup). Kami mengumpulkan sayuran-sayuran dan bumbu dapur untuk dibawa ke Papua," sambungnya. 

Ketua Pengurus Wilayah AMAN Sulawesi Utara yang baru terpilih, Kharisma Kurama, berharap hasil rukup ini bisa diterima dan boleh bermanfaat dalam kegiatan kongres.

"Kami tau Tanah Papua sangat kaya dan bisa memberi makan seluruh peserta dari seluruh Nusantara yang akan hadir di kongres. Namun ini kami lakukan sebagai bentuk solidaritas dan penghormatan terhadap masyarakat Papua dan panitia yang telah bekerja keras, yang kami yakin akan menerima kami dengan penuh ketulusan hati," ujar Kharisma, Selasa (18/10), yang mengaku kini telah berada di Pelabuhan Sorong, Papua Barat, dalam perjalanan laut menuju Jayapura. 

Sumbangan Masyarakat 
Sumbangan Masyarakat 

"Rukup tradisi di Minahasa. Masyarakat adat Papua dan seluruh masyarakat adat di Nusantara yang akan hadir di kongres kan keluarga kami, jadi kami pikir tradisi ini juga harus tetap kami lakukan di Papua dalam KMAN VI ini," tandasnya. 

Sayur-mayur yang dibawa disadari sangat kecil, tapi menjalankan tradisi dan menunjukkan solidaritas serta penghormatan dianggap jauh lebih penting. 

"Kami bawa sayur kol delapan karung, wortel lima karung, kentang tiga karung, labu siam lima karung, tomat lima kas, brambang atau bawang daun dua karung, dan jahe tiga puluh kilo gram," tutur Omega Pantow. 

"Ini hasil pertanian di Minahasa. Kalau di Papua, harganya sudah berkali-kali lipat. Kami tau, sebab kebutuhan sayur-mayur yang kami bawa ini kalau di Papua, dibeli dari Sulawesi Utara," jelas Omega, pemuda Adat Tonsea yang kini dipercayakan sebagai Wakil Ketua Dewan Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun