Mohon tunggu...
steven tamstil
steven tamstil Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru and penulis yang memiliki banyak hobby

Telah bekerja sebagai graphic designer and telah menjadi guru dan menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penyihir dari Axtraliz-Chapter 8

26 Januari 2020   16:28 Diperbarui: 26 Januari 2020   16:35 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Ix Xon xi Ix Mort
Srex Tlix jix koz xe trox
Czat zon tlix xe Mort
Xe Mortaz

Dalam terang dan dalam gelap
Tunjukan jalan menuju ke pintu.
Bukakan jalan kegelapan
Ke Mortaz

Tubuhku dikelilingi oleh cahaya kunang-kunang berwarna merah yang terang. Aku terasa melihat api-api kecil mengelilingi aku dan aku merasakan panas pada cahaya merah itu. Aku menyentuh salah satu api kecil itu. Tanganku tiba-tiba terbakar habis hingga menjadi abu. Aku tidak merasakan sakit, aku melihat sebuah kengerian yang melihat tubuhku perlahan-lahan terbakar habis hingga jadi abu.

Aku juga melihat daging dan tulangku juga termakan api dengan cepat. Aku langsung menutup mataku karena takut akan kengerian itu. Sejak dulu aku sering dinasihatkan anak perempuan tidak boleh penakut dan tidak mudah berteriak.

-------0--------

Setelah aku membuka mataku, aku berada di dalam hutan yang gelap penuh dengan semak-semak yang berduri. Semak-semak tersebut sangat besar seperti pohon kelapa. Beberapa pohon dapat bergerak-gerak dan memiliki mata yang menyala merah. Hutan yang sangat seram dan tumbuh-tumbuhan yang bergerak dan menjalar. Salah ranting berduri itu memiliki mata merah yang menyala dan sangat seram sekali. Mata-mata merah itu melirik kemana-mana dan memperhatikan makhluk-makhluk yang bergerak sekitarnya.

Salah satu jalar berduri yang kecil mendekatiku. Ranting kecil itu mengelilingi aku dan memperhatikan aku, dia bergerak seperti ular yang sedang menatap mangsa.

"Berhenti!!!! Gadis itu tamuku!" Suara aku kenal dan orang yang menemui aku kemarin malam. Druzilla datang dengan terbang dengan membawa lentera. Kali ini dia memakai baju sangat merah. Lentera yang dibawanya memiliki ukiran dan pahatan mawar berduri. Semua jalar berduri itu langsung meninggalkan kita semua.

Ranting berduri tersebut sangat sensitif dengan cahaya yang dipancarkan oleh lentara yang dibawa Druzilla.

Setelah dia menapakan kaki ke tanah, semua semak-semak beluka berpergi meninggalkan kami semua dan membuka jalan menuju ke istana Mortaz. Jalan tersebut terbuat dari hitam yang gelap dan dikelilingi oleh cahaya kunang-kunang yang berwarna biru, merah dan hijau. Salah satu setan kecil biru terbang menghampiri kita semua.

"Ratu kamu jangan berkeliaran di luar. Baginda akan marah kepada saya. Kalau anda keluar dari istana."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun