Mohon tunggu...
steven tamstil
steven tamstil Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru and penulis yang memiliki banyak hobby

Telah bekerja sebagai graphic designer and telah menjadi guru dan menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penyihir dari Axtraliz - Chapter 7

16 Januari 2020   09:03 Diperbarui: 16 Januari 2020   12:28 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Aku akhirnya harus berusaha mandiri dan tidak selalu meminta bantuan dari orang lain. Aku mulai mencari teman untuk bersosialisasi. Aku suka membawa temanku ke rumah, sebab rumah aku selalu sepi dan tidak pernah ada siapa-siapa. Kedua orang tuaku pulang selalu malam hari jam 10 malam. 

Aku tumbuh tanpa kasih sayang kedua orang tuaku. Aku mulai tidak peduli akan diriku sendiri. Aku mencari teman untuk menghilangkan kesepian aku. Aku bertemu dengan Estephania setelah aku masuk di bangku SMA. Estephania sangat unik dan menarik sekali. Dia selalu membuat aku tetap ceria, dia menghilangkan kehampaan aku.

------0-------

Setelah aku selesai dimandikan oleh pelayan-pelayan itu, kadang malu juga sih. Aku digosok dan dicuci rambutku sampe bersih. Aku melihat di kaca aku terlihat sangat bersih dan cantik. 

Rambutku diikat dan hiasi beberapa perhiasaan. Aku memakai baju besar yang mewah ini dan terasa sangat berat. Baju ini memiliki kerah baju yang besar hingga aku terlihat seperti burung merak. 

Aku diantar oleh kepala pelayan dan aku mengikuti pelayan tersebut. Aku memperhatikan ruangan dan lorong istana. Setiap lorong terdapat pajangan baju zirah yang berwarna perak. Lantai istana ini memiliki pola kotak-kotak yang berwarna kuning dan hitam. 

Warna batu marmer ini sangat mengkilat dan sering dipoles setiap harinya.  Di setiap sudut dan lorong terdapat lentera yang melayang di udara yang digunakan untuk menerangi istana ini. 

Para peri-peri kecil berterbangaan mengelilingi istana. Mereka kadang membawa surat atau paket. Para peri-peri kecil ini juga bekerja juga di dalam istana. 

Tiba-tiba aku tidak sengaja menabrak sesuatu, karena aku takjub dengan kemegahan istana.

Aku membuka mataku dan aku melihat aku telah menabrak sang penasehat. Dia tetap menunjukan wujud mukanya yang seram kepadaku dan dia juga menatapku dengan sinis. Dia seperti mau memakan aku hidup-hidup.

"Hati-hati jalannya. Gunakan matamu dengan baik, penyihir. Segera tinggalkan tempat ini secepatnya. Sebelum terjadi masalah." Dia berbicara dengan nada tinggi dan tegas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun