"Maksud anda?"
"Mungkin saja kamu ini bukan sang penyihir melainkan seorang penipu."
"Saya tidak pernah mengaku diri saya si penyihir. Teman saya yang harus kalian sebut si penyihir  Axtraliz. Para prajurit yang memanggil saya sang penyihir."
"Benarkah, komandan?"
"Bettttull Baginda raja." Komandan cukup malu dan bersalah.Â
"Lupakan masalah itu. Ada satu saya tanyakan."
"Apa itu?"
"Ada makhluk buas menyerang kami. Makhluk itu lari ke istana ini."
"Kamu bisa buktikan?"
Aku mengeluarkan smartphone aku dan tunjukan kepada mereka. Saat dia menyerang aku masih sempat mengambil gambar dan video. Makhluk itu aku rekam saat dia terbang menuju istana. Jarak dari hutan ke istana tidak begitu jauh.
"Itu tipu muslihat yang kau bikin, penyihir!" Sang penasihat berteriak keras dan memukul tanganku hingga smartphone aku terjatuh. "Kami tidak percaya dengan alat sihir kamu itu. Makhluk gaib kerajaan tidak mungkin sembarang menyerang orang!"