Mohon tunggu...
steven tamstil
steven tamstil Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru and penulis yang memiliki banyak hobby

Telah bekerja sebagai graphic designer and telah menjadi guru dan menjadi penulis.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Penyihir dari Axtraliz - Chapter 2

1 Januari 2020   16:51 Diperbarui: 1 Januari 2020   16:56 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Chapter 2: Raja dan Ratu di Axtraliz. 

Aku selalu ke rumahnya untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Dia selalu membantuku mengerjakan pekerjaan rumah. Dia bukan hanya rajin, dia selalu mendapat nilai tertinggi di kelas. Dia juga suka mengambar. Estephania memiliki bakat seniman yang sangat hebat. Sayangnya dia sangat pendiam. 

Aku lebih menjaga dia seperti adikku sendiri. Aku juga suka melindungi dia dari teman-teman kelas yang suka mengganggu dia. Aku tidak suka berteman dengan teman-teman perempuan di sekolah. Mereka cuma mengossip dan membicarakan keburukan orang. 

Mereka terlihat seperti tante-tante yang suka doyan merumpi. Dalam waktu luang dia suka bercerita tentang novel yang akan dia bikin. Dia pernah berkata kepadaku," Stephany. Suatu saat kita ke dunia Axtraliz yuk?" Aku kira dia cuma bencanda dan dia terlalu menjiwai akan novel atau imaginasi dia. Dia menatapku dengan air mata dan senyum. 

---------0----------

Aku terbangun dari mimpi. Aku melihat mesin besar bertentakel itu apakah itu juga mimpi? Aku terbangun dari ketidak-sadaranku. Kedua makhluk mungil itu masih bersamaku. Mereka juga baru sadar juga. Aku melihat lingkungan sekitarku, aku masih dalam mimpi. 

Aku berada di dalam sebuah ruangan besar. Ruangan ini tidak memiliki perabotan apa-apa, cuma kosong. Tembok, lantai, dan langit-langit semuanya bercat berpola papan catur yaitu kotak-kotak hitam putih.  Ruangan ini sangat besar, seperti ruangan aula di sekolah, mungkin 7 kali lipat dari aula sekolah. 

"Di mana kita, Con-con?"

"Kita sudah berada di Axtraliz. Kita belum pernah ke sini." 

Kemarilah Nak.

Suara seorang memanggilku. Aku rasa aku bukan mendengar suara itu. Suara itu muncul di kepalaku. Seperti seseorang mengirim telepati ke kepalaku. Aku memperhatikan sekelilingku dan berusaha mencari tahu siapa yang memanggilku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun