Mohon tunggu...
Gresye Rumalarua
Gresye Rumalarua Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Pattimura

Jangan pernah lelah untuk belajar, karena belajar merupakan anugerah. Bahkan jika gurunya adalah rasa sakit.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Generasi Alpha: Anak-anak Cepat Berperilaku Layaknya Orang Dewasa

24 November 2020   08:51 Diperbarui: 24 November 2020   09:17 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: health.detik.com

Tanggal 20 November merupakan Hari Anak Sedunia yang diperingati sebagai momen penting untuk menyuarakan hak-hak anak di seluruh dunia. Masa kanak-kanak, -khususnya para Generasi Alpha- adalah masa dimana mereka menghabiskan waktu untuk bermain dan belajar. McCrindle adalah orang pertama yang mencetuskan tentang nama generasi yang lahir di abad 21 ini: Generasi A alias Generasi Alpha. 

Tahun kelahiran Generasi Alpha dimulai dari tahun 2010. Jika dihitung kelahiran tahun 2010 dan sekarang 2020, maka usia anak-anak Generasi Alpha dimulai dari usia 10 tahun. 

Sejak lahir, mereka sudah terbiasa dengan teknologi informasi. Tentu dengan pesatnya kemajuan teknologi, dapat pula mempengaruhi perkembangan anak-anak. 

Anak-anak menjadi lebih cepat berperilaku layaknya orang dewasa. Banyak hal yang bisa merubah penampilan dan karakter anak-anak saat ini. Gadget, sebagai salah satu dari kecanggihan teknologi saat ini. Anak-anak sekarang lebih sering menghabiskan waktu bermain gadget dan jarang bermain langsung dengan teman sebayanya. 

Aktivitas permainan anak-anak sekarang lebih banyak dilakukan duduk menggunakan gadget. Berbeda dengan permainan tradisional yang lebih banyak melibatkan aktivitas fisik yang baik untuk memperkuat daya tahan tubuh dan jiwa, mempunyai aturan, dan secara tidak langsung mengajarkan anak bagaimana bersosialisasi dengan baik ke sesamanya. 

Hal ini menyebabkan beberapa dari mereka tidak tahu bagaimana mengekspresikan ekspresi dan emosinya. Menjadikan generasi tersebut memiliki kepribadian yang tertutup, kurangnya rasa empati, dan enggan bersosialisasi dengan teman sebayanya karena lebih senang menghabiskan waktu dengan gadget di dalam kamar. 

Acara di televisi juga sudah jarang menampilkan tayangan untuk anak-anak baik itu kartun maupun lagu khusus untuk anak. Banyak program sinetron, musik untuk orang dewasa, dan tayangan televisi yang secara gamblang menampakkan perilaku dan perkataan yang tidak baik, merajai ranah televisi. Anak-anak bahkan sudah bisa menirukan adegan dari sinetron, seperti pacaran. Tak jarang, kita dapat menjumpai anak-anak sekarang dapat menyanyikan lagu-lagu orang dewasa bertemakan cinta yang sebenarnya belum pantas dinyanyikan oleh anak seusianya. 

YouTube juga menjadi salah satu platform media yang mudah diakses untuk mengubah perilaku anak-anak layaknya orang dewasa. Mereka bisa langsung terhubung dengan konten-konten YouTube, diantaranya adalah fashion. 

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika saat ini, anak jaman sekarang yang sebenarnya masih muda namun sudah bisa berpenampilan layaknya orang dewasa sehingga terlihat lebih tua dari usianya.

Yang lebih memprihatinkan lagi, kebanyakan anak-anak jaman sekarang sudah tidak mengenali tokoh-tokoh nasional Indonesia. Jika disuruh mengenali foto tokoh pahlawan nasional dan disandingkan dengan foto artis atau youtuber Indonesia, maka kebanyakan dari mereka lebih mengenal artis atau youtuber dibandingkan dengan tokoh bersejarah Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun