Mohon tunggu...
Grestia Laurensa
Grestia Laurensa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hallo guys perkenalkan saya Grestia Laurensa hobi aku sih simple yaitu tidur wkwk

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Isu Terkini Kebanksentralan di Indonesia dan Dunia

9 Desember 2022   00:39 Diperbarui: 9 Desember 2022   07:23 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekonomi indonesia saat ini memasuki ekomomi terbesar di ASIA dan sedang berkembang, Indonesian adalah ekonomi terbesar ke-17 dunia, di PDB nominal dan terbesar ke-7 dalam hal PDB Keseimbangan Kemampuan Berbelanja (KKB). Sehingga indonesia Indonesia bergantung pada pasar domestik dan pembelanjaan anggaran pemerintah dan kepemilikannya atas badan usaha milik negara (BUMN). 

Maka perlunya ada nya peran kebanksentralan atau Bank Indonesia merupakan salah satu peran yang sangat penting dalam perekonomian dan sesauai dengan arahan dari presiden RI dan Gubernur BI yaitu Perry Warjiyo yang menekan terhadapa suatu inovasi yang baru bahkan sinergi yang kuat untuk menghadapi era yang baru seperti pemulihan perekonomi setelah Covid-19 hal ini merupakan suatu tantangan baru dalam Bank Sentral sebagai Bank Indonesia untuk mempertahan kestabilan pertumbuhan ekonomi maka di perlukan kebijakan-kebijakan baru seperti :

  • BI menempuh berbagai langkah kebijakan untuk menjaga ketersediaan likuiditas bagi pembiayaan kredit perbankan dan mempercepat upaya pemulihan ekonomi nasional.
  • Pada kebijakan makroprudensial, BI menempuh kebijakan akomodatif sejalan dengan bauran kebijakan nasional, termasuk berbagai upaya untuk memitigasi risiko di sektor keuangan akibat pandemi COVID-19.
  • BI juga melanjutkan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai nilai fundamental dan mekanisme pasar di tengah masih berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global.
  • Di pasar uang dan pasar valas, BI memperluas instrumen dan transaksi melalui penyediaan lebih banyak instrumen lindung nilai terhadap risiko nilai tukar Rupiah.

Seiring perkembanagan teknologi dan informasi maka perbankan seperti halnya dengan Bank Sentral harus siap terhadap transformasi. Teknologi dan Informasi memasuki dalam era revolusi industri digital 4.0, era ini merubah cara hidup masyarakat, berkerja dan berhubungan satu sama yang lain, termasuk dalam perbankan keuangan seperti Bank Sental mengalami tantangan yang banyak, ada nya muncul era revolusi banking dan revolusi digital 4.0. 

Ada isu-isu yang bermunculan, sehingga perbankan mampu merespons dan bertangung jawab, perkembangan teknologi yang sangat cepat dengan bertranformasi melalui layanan digital banking sembari mengelola risiko dengan penerapan aturan POJK No 12/POJK.03/2018 Layanan Digital Banking. 

Ada kebijakan Bank Sentar Digital 4.0 yaitu melalu sistem pembayaran  yang cepat dan aman dengan Standar Apllication Promming Interface (API). Sehingga melalu pembayaran ini lebih efisien dan cepat dan terjadinya kolaborasi antar bank maupun non-bank. 

Strategi kebijakan antara lain ditempuh dengan mendorong perluasan elektronifikasi pembayaran nontunai di berbagai area, termasuk penyaluran program sosial pemerintah, kebijakan ini diarahkan untuk mengantisipasi berbagai tantangan sehingga sistem pembayaran dapat terus menopang kesinambungan pertumbuhan ekonomi.

Pemulihan ekonomi pasca covid-19 belum usai, kemudian muncul prediksi tentang Resesi global pada tahun 2023 sehingga adanya beberapa kondisi ekonomi semakin tidak menentu menurut prediksi negara-negara Eropa akan mengalami resesi pada tahun 2023 mendatang. IMF dan Bank Dunia memprediksi pada 2023 terjadi pelambatan ekonomi. Dari proyeksi ekonomi yang sebelumnya tumbuh 3,2% turun jadi 2,7%. 

Terkait dengan hal ini merupakan suatu ancaman bagi seluruh negara tampa terkecuali Indonesia, namun dampak resesi bagi indonesia tidak terlalu besar kerana ekspor Indonesia yang hanya sebesar 36% tidak terlalu bersar dalam keseluruhan pasar nasional karena Indonesia memiliki kekutan nasional dalam UMKM, UMKM sendiri tidak ketergantunngan terhadap nilai tukar dollar yang kecil.

Pada tahun 2023 adanya ketidak pastian global yang sangat menghawatirkan akibat naiknya harga energi dan suku bungga sehingga mengakibatkan inflasi yang bergejolak, sementara di Indonesia sudah menaikan suku bungga acuan dua kali keposisi dalam 4,25%, sedangkan inflasi di Indonesian sekitar 4,99 per Agustus 2022 bahkan di prediksi akan tembus pada angka 6 % dalam akhir tahun ini. 

Kondisi ini bukan hal lumrah bagi indonesia karena pernah terjadi pada tahun 1997/1998 yang menyebakan kirisi moneter yang sangat gelab sehinggan pergerakan ekonomi yang sangat buruk bahkan tingginya tingkat kemiskinan.

Dalam pemulihan perekonomi di Indonesia, Bank Sentral berperan penting dalam menagani di Negara berbagai macam upaya yang dilakukan baik dari mengatasi resesi ekonomi adanya pergerakan UMKM sebagai penyokong perekonomian dan lain-lain.

     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun