Mohon tunggu...
Gregorius Tendi
Gregorius Tendi Mohon Tunggu... Lainnya - Learner

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pekerjaan di Masa Depan, Apa Saja yang Berubah?

14 Desember 2020   11:32 Diperbarui: 14 Desember 2020   11:37 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerjaan. Sumber: picjumbo.com

Pada 20 Oktober 2020, World Economic Forum (WEF) merilis The Future of Jobs Report 2020, laporan tentang dinamika pekerjaan selama setahun ini dan bagaimana ke depannya. Ada beberapa poin menarik yang bisa diambil dari laporan ini, baik bagi pekerja maupun pelaku usaha.

Terjadinya Disrupsi Besar-Besaran

Poin utama dalam laporan WEF adalah terjadinya disrupsi ganda akibat perkembangan teknologi dan pandemi COVID-19 serta krisis ekonomi yang menyertainya. Secara umum, perubahan dan kehilangan pekerjaan karena kemajuan teknologi memang sudah berlangsung dalam waktu yang lama. 

Namun, dengan adanya pandemi, perusahaan-perusahaan mempercepat pengurangan tenaga kerja manusia dan peningkatan penggunaan jasa kontraktor. Hal ini jelas perlu menjadi perhatian bagi para tenaga kerja, terutama mereka yang bekerja di area yang riskan mengalami otomatisasi.

Meski terjadi pengurangan tenaga kerja dalam jangka waktu singkat, tetap terjadi pembentukan pekerjaan, walau trennya melambat dibanding tahun-tahun sebelumnya. 

Pada 2025, 85 juta pekerjaan akan digantikan oleh mesin, sedangkan 97 juta pekerjaan baru akan terbentuk untuk mengakomodasi teknologi-teknologi baru. Tetapi, pekerjaan-pekerjaan baru ini umumnya memerlukan keahlian yang lebih tinggi, sehingga mereka yang kehilangan pekerjaan belum tentu mendapatkan pekerjaan baru.

Digitalisasi Pekerjaan dan Pekerjaan Jarak Jauh

Pandemi COVID-19, yang membuat hampir seluruh dunia bekerja dari rumah, secara tidak langsung "memaksa" adopsi digitalisasi tempat kerja. Beberapa peran yang selama ini masih dilakukan di kantor, ternyata dapat dilakukan dari rumah. 

Sekitar 44% tenaga kerja diprediksi akan tetap bekerja dari rumah setelah pandemi berakhir. Delapan puluh empat persen perusahaan juga akan melakukan percepatan digitalisasi usaha mereka. Digitalisasi ini meliputi penggunaan big data, penjualan melalui online shop, dan komputasi awan (cloud computing).

Untuk mendukung perubahan ini, terdapat perubahan yang perlu dilakukan perusahaan. Koneksi antar pekerja perlu tetap dipertahankan, meski medianya berubah. Kesejahteraan pekerja juga perlu diperhatikan, agar tetap produktif dalam bekerja. Fasilitas pertemuan online, seperti Zoom dan Google Meet bisa menjadi sarana pendukung dalam hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun