Mohon tunggu...
Gregorius Aditya
Gregorius Aditya Mohon Tunggu... Brand Agency Owner

Pengamat Industri Kreatif. Pebisnis di bidang konsultan bisnis dan pemilik studio Branding bernama Vajramaya Studio di Surabaya serta Lulusan S2 Technomarketing Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Saat ini aktif mengembangkan beberapa IP industri kreatif untuk bidang animasi dan fashion. Penghobi traveling dan fotografi Landscape

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Bagaimana Investor Negara Maju Yakin Berinvestasi di Industri Kreatif?

1 Mei 2025   17:40 Diperbarui: 3 Mei 2025   06:39 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Pekerja Kreatif. (Freepik/tirachardz)

Dalam beberapa waktu terakhir, industri kreatif yang mencakup film, musik, permainan, seni, dan animasi telah muncul sebagai kontributor yang tangguh bagi pertumbuhan ekonomi global. 

Negara-negara maju khususnya semakin merangkul sektor-sektor ini bukan hanya untuk pengayaan budaya, tetapi juga sebagai peluang investasi yang layak dan dapat ditingkatkan. Meskipun begitu, dahulu bagi para investor, produk-produk kreatif tampak tidak dapat diprediksi, bergantung pada tren dan selera. Namun kini persepsi itu telah berubah. 

Melalui perpaduan data, perkembangan teknologi, kebijakan, dan strategi pasar yang telah terbukti, para investor di negara-negara maju semakin yakin bahwa berinvestasi dalam produk-produk kreatif aman dan menguntungkan.

Menurut Prospek Ekonomi Kreatif 2024 yang dikeluarkan oleh Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD), secara global ekspor jasa kreatif melonjak sebesar 29% menjadi $1,4 triliun pada tahun 2022, sementara ekspor barang kreatif meningkat sebesar 19% menjadi $713 miliar [1]. 

Kondisi ini memberikan situasi bagaimana industri kreatif secara global merupakan suatu hal yang dapat diperhitungkan. Dengan prospek keuangan tersebut, bukanlah hal yang mustahil untuk investor untuk memberikan dananya sebagai investasi.

Meskipun begitu, untuk dapat meyakinkan investor sendiri tidaklah mudah. Ada banyak hal tentunya yang menjadi pertimbangan investor. Di negara-negara maju seperti Inggris menurut laporan  Unleashing Creativity: Fixing the finance gap in the creative industries [2], terdapat faktor-faktor seperti Keuangan dan Pertumbuhan Bisnis, Kesiapan Investasi, hingga Pertimbangan akan Eksistensi Kegagalan Pasar yang menjadi pertimbangan secara holistik. 

Negara seperti Amerika sendiri bahkan memiliki koridor apakah suatu proyek kreatif termasuk seni atau tidak dan memiliki sistematikanya sendiri seperti dalam Grants for Arts Project oleh National Endowment for the Arts [3].

Beberapa hal yang dapat diringkas dari bagaimana investor-investor negara maju dapat diyakinkan untuk berinvestasi pada industri kreatif adalah sebagai berikut:

Telah Adanya Pemahaman Hakikat Produk Kreatif

Produk kreatif biasanya didorong oleh kekayaan intelektual (HKI). Produk-produk tersebut tidak bergantung pada komoditas fisik, tetapi pada cerita, estetika, dan emosi. Sifat yang secara inheren lekat dengan kondisi tidak berwujud ini pernah menimbulkan tanda bahaya di kalangan investor tradisional yang lebih menyukai aset fisik atau instrumen keuangan yang stabil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun