Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Laep Kisan Laep Tunbubun, Tradisi Melancarkan Pernikahan Atoni Biboki di Timor Barat

17 Mei 2025   10:48 Diperbarui: 17 Mei 2025   10:48 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mereka bahagia setelah melewati berbagai prosesi adat dan gereja, termasuk laep kisan laep tunbubun (dok foto: Ing Malda(

Tradisi melancarkan pernikahan suku Atoni (orang) yang mendiami Kabupaten Timor Tengah Utara-Provinsi NTT, umumnya dikenal dalam dua sebutan.

Istilah pertama, dikenal dengan nama Hela Keta yang dipakai oleh suku atoni  eks swapraja Miomaffo dan Insana. 

Sedangkan sebutan lain, namanya Laep Kisan Laep Tunbubun yang biasa digunakan oleh suku atoni yang mendiami eks swapraja Biboki.

Secara harafiah, hela keta artinya menarik lidi lalu dilepas ke sungai agar segala rintangan atau kutukan dan halangan lainnya dibawa oleh aliran sungai.

Sementara, laep kisan laep tunbubun terbentuk dari 3 kata, laep (potong atau pangkas), kisan (duri), dan tunbubun (sejenis duri juga). 

Makna dari kedua istilah ini, yaitu hela keta dan laep kisan laep tunbubun adalah untuk membersihkan dan menyucikan pernikahan yang dilakukan oleh sepasang pria dan wanita.

Laep Kisan Laep Tunbubun

Kali ini, informasi yang disampaikan adalah mengenai laep kisan laep tunbubun yang biasa dilakukan menjelang pernikahan sepasang kekasih di eks Swapraja Biboki, Kabupaten Timor Tengah Utara, NTT.

Acara ini merupakan kegiatan penting yang menjadi salah satu rangkaian  upacara pernikahan di Biboki yang tak boleh dilewatkan, sebab bisa mendatangkan kutukan bagi keluarga baru nantinya.

Biasanya dilakukan di tempat yang ada airnya, dalam hal ini kebanyak di sungai. Alasannya air dianggap sebagai benda yang dapat menyucikan, membawa pergi atau menghanyutkan sesuatu yang negatif.

Laep kisan laep tunbubun tak dilakukan oleh semua orang. Hanya fam (marga) yang hubungannya kurang baik sebelumnya yang menjalani prosesi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun