Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menolak Lupa: Tragedi Tri Sakti 12 Mei 1998

12 Mei 2025   18:47 Diperbarui: 12 Mei 2025   18:47 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Empat Sekawan yang gugur dalam tragedi Tri Sakti 12 Mei 1998 (dok foto: hukumonline.com)

Menolak Lupa: Tragedi Tri Sakti 12 Mei 1998

Dalam gelap malam yang kelam
Bising suara tak henti menggema
Tanggal dua belas  bulan Mei '98
Sejarah menggores luka di sanubari.

Dari kampus yang penuh harapan
Suara keadilan mengalun lembut
Namun angin membawa bisikan duka
Di jalanan harapan tersapu badai.

Empat jiwa sakti semangat membara
Menuntut sebuah kebenaran
Teriak mereka membelah udara
Kini abadi dalam ingatan.

Bukankah setiap tetes darah berharga?
Kasih takkan pudar meski waktu berlalu
Dari reruntuhan suara terpinggir
Kami berdiri menolak lupa: "Penuh tekad".

Kami ingat senyum yang hilang
Cita-cita yang teredam
Dalam setiap langkah kami berjalan
Keadilan takkan pernah mati dan sirna.

Tragedi yang menorehkan luka
Jadilah semangat dalam jiwa
Saat matahari terbit kembali
Kami bersumpah takkan pernah berhenti

Hari ini kita kenang bersama
Untuk mereka yang pergi dan tak akan kembali
Dalam setiap doa dan harapan
Tri Sakti nama yang takkan terlupakan.

Mari menolak lupa akan perristiwa kelam Tri Sakti 12 Mei 1998 dan rentetan tragedi anak bangsa sesudahnya (dok foto: Antara Photo/Prasetyo Utomo) 
Mari menolak lupa akan perristiwa kelam Tri Sakti 12 Mei 1998 dan rentetan tragedi anak bangsa sesudahnya (dok foto: Antara Photo/Prasetyo Utomo) 

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun