Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Asa Seorang Ibu Penjual Sayur Keliling

26 Februari 2023   18:15 Diperbarui: 27 Februari 2023   05:42 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang ibu menjual sayur keliling di Kota Kupang (dom foto: Kompas)

Sayur....sayur....sayur....

Terdengar teriakan seorang ibu sore ini. Mencoba mengatasi bunyi hujan yang menimpa atap rumah, pepohonan dan aspal jalan.

Hujan tak menghentikan kegiatannya. Di saat banyak orang memilih berteduh di rumah, ia tetap beraktifitas.  Berjalan keliling menjajakan dagangannya. 

Harapannya cuma satu, dagangannya cepat habis. Lalu kembali ke rumah membawa sekilo beras yang dibeli di kios pinggir jalan. 

Ia melangkah dengan pasti tanpa ragu. Beberapa langkah, ia pun kembali  meneriakkan nama dagangan sayurannya. 

"Kangkung segar...., sawi......, dua ikat lima ribu. Tomat....., lombok.....! Lima ribu saja". 

Seorang ibu berteriak dari rumah bercat krem, "sayur...sini!".  Tanpa menunggu panggilan kedua, ia pun bergegas menuju asal suara tadi.

"Mama...., kangkung tiga ikat lima ribu dan sawi tiga ikat ju  bisa lima ribu ko?" Tawar si pembeli. 

"Sonde bisa kaka ibu. Beta over deng 3 ikat 5.000. Kalo beta jual 3 ikat lima ribu na beta sonde dapat apa-apa e kaka ibu", sahut si mama sambil melemparkan senyun getirnya. 

"Ya sudah mama. Kalo begitu na kasih beta kangkung dua ikat. Sawi ju 2 ikat. Tomat kasih 5.000 dan lombok ju 5.000. Jangan lupa mama kasih tambah sadiki o te beta beli banyak", ujar ibu pembeli itu sambil menyodorkan 1 lembar uang 20.000.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun