Burung nuri terbang tinggi
Balik pulang ke atas dahan
Nona manis belajar hingga rantau
Balik pulang dilamar kekasih
Pada suatu hari, saya bersama teman-teman pergi ke laut. Tetapi sebelum ke sana, kami singgah dahulu di hutan jambu. Mencari-cari buah jambu hutan di sana. Siapa tahu ada yang bisa diambil untuk dimakan sekalian sebagai bekal dalam perjalanan menuju ke laut.
Waktu itu kami ada lima orang. Saya bernama Luan, Manek, Abatan, Seuk dan Bete. Manek dan Abatan sangat jago memanjat. Sedangkan Seuk dan Bete menunggu di bawah pohon jambu sambil menadahkan kain panjang untuk mengumpulkan buah jambu matang yang dilemparkan oleh Manek dan Abatan.
Sesekali Manek dan Abatan berteriak dari atas pohon jambu. "Bete, tangkap! Seuk, terima"! teriak mereka bergantian sambil memamerkan senyum manis pada dua gadis yang menanti di bawah pohon. Setelah mengumpulkan lumayan banyak jambu, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke laut.Â
Sepanjang jalan, kami bernyanyi bersama. Lagu demi lagu kami nyanyikan. Mulai dari lagu nasional hingga lagu daerah. Diantaranya lagu Tebe Onana dan Oras Loron Malirin.
Bete dan Seuk sesekali meliukkan tangan, menari-menari di antara ilalang liar yang berjejer di pinggir jalan setapak yang kami lewati. Menapaki jalan sempit tanpa alas kaki. Sementara Abatan dan Manek mengiring dari belakang. Saya sendiri selalu berada di depan, sambil membawa sepotong kayu mirip tongkat.Â
Puas bernyanyi, Abatan mencoba melafalkan pantun yang ditugaskan oleh ibu guru. Semua harus menghafalnya, sebab akan dibawakan di depan kelas. Â Jika tak mampu, maka siap-siaplah untuk berlutut di depan kelas hingga istirahat pertama tiba.
Abatan:
Di sini kosong
Di sana kosong
Bukan saya berkata bohong
Ada cicak memikul buayaBete:
Ada macan makan kacang
Jangan sampai menelan kulit
Ada orang mau berbohong
Jangan percaya bualan si buaya
Abatan:
Jalan-jalan ke pantai Oebubun
Singga hutan petik jambu
Jalan-jalan bersama Bete
Siapa tau terus bersamaBete:
Buah pepaya digondol maling
Jangan ngegombal di siang bolong!
Â
Tak berapa lama, kami pun tiba di pantai Oebubun. Kami segera berlari-larian sepanjang pantai. Tanpa alas kaki. Sesekali mencoba menangkap kepiting yang kaget dan ingin lari. Bersembunyi di dalam lubang perlindungan.