Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupku, kuhabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Klonalisasi, Praktik Grafting Kopi yang Disukai Petani

13 Februari 2023   06:53 Diperbarui: 17 Februari 2023   11:02 2335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belajar grafting kopi pada petani yang sudah ahli itu lebih cepat dan saling melengkapi (dokumentasi pribadi)

Klonalisasi adalah salah satu teknik sambung pucuk pada tanaman kopi yang disukai oleh petani. Dengan teknik ini, petani dapat memperpanjang usia produktif tanaman kopinya. Juga secara perlahan, dapat mengganti jenis kopi kita, tanpa harus melakukan tindakan penebangan seluruh pohon kopi yang ada di kebun.

Misalkan petani mau mengganti kebun kopi yang mulanya liberika dengan robusta. Maka petani tinggal melakukan klonalisasi. Mengambil batang atas kopi robusta yang yang sudah dipastikan berbuah dan berkualitas, disambung pada batang juvenil kopi liberika yang tumbuh di samping tanaman tua liberika tadi. Perlahan-lahan, batang liberika dipotong. Lalu pucuk robusta yang tumbuh, dipelihara untuk berbuah yang nantinya untuk berproduksi.

Perlunya tindakan klonalisasi sebab produksi dan produktivitas tanaman akan semakin berkurang seiring menuanya tanaman tersebut. Dengan adanya praktik ini, maka kebun kopi kita masih bisa dipertahankan, dalam hitungan 'mendatangkan hasil'.

Salah satu tanaman yang dapat diperpanjang usia produktifnya adalah kopi. Melalui sambung pucuk atau grafting, petani masih dapat melakukan aktivitas panen buah kopi di kebunnya hingga pohon kopi mencapai umur 30 tahun. Dan mereka senang melakukan praktik ini karena dianggap lebih mudah dan cepat mendapatkan hasil.

Abah Romli, petani Bukit Jambi yang sangat lincah dan cermat dalam melakukan grafting kopi di kebun (dokumentasi pribadi)
Abah Romli, petani Bukit Jambi yang sangat lincah dan cermat dalam melakukan grafting kopi di kebun (dokumentasi pribadi)

Usia produktif tanaman kopi berada dalam kisaran 5-20 tahun. Demikian menurut Ucu Sumirat, peneliti dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka). Lewat dari usia 20 tahun, maka tanaman kopi kita masuk kategori tanaman tua.

Namun dengan teknik grafting pada tanaman kopi usia tua tersebut, bisa memperpanjang usia produktif hingga 30 tahun. Beberapa petani, bahkan terus melakukan klonalisasi di kebunnya untuk tetap mempertahankan hasil kopinya.

Manfaat Sambung Pucuk pada Tanaman Kopi

Sambung pucuk tidak hanya dilakukan pada tanaman kopi. Teknik yang sama dapat juga dilakukan pada tanaman lain yang memiliki kambium. Beberapa di antaranya, mangga, rambutan, alpukat, srikaya dan jeruk. Namun fokus kita kali ini, adalah grafting pada tanaman kopi.

Selesai proses grafting kopi di kebun (dokumentasi pribadi)
Selesai proses grafting kopi di kebun (dokumentasi pribadi)

Sambung pucuk tanaman kopi, dapat dilakukan pada pohon yang sudah ada di kebun kopi. Teknik ini hanya untuk memperpanjang usia produkif dari tanaman kopi kita. Mata entres, dari tanaman yang kualitas buahnya bagus dan sehat, disambung pada tunas muda atau tunas air yang muncul dari tanaman kopi yang ada. Proses ini dinamakan klonalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun