Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Markisa Hutan, Si Mini yang Liar Tetapi Berkhasiat

6 Januari 2023   08:11 Diperbarui: 6 Januari 2023   18:35 14865
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah markisa hutan yang masih hijau dan yang sudah matang (kuning) dan jaring yang menyelubunginya (dokumentasi pribadi)

Hampir semua orang pernah mencicipi buah atau sirup markisa. Rasanya manis tetapi ada kecut-kecutnya. Apalagi buah markisa segar, aromanya tak mau menghilang.

Namun ada pula markisa dalam ukuran mini, karena ukurannya yang kecil, maka sering dinamakan markisa mini atau markisa hutan. Ada pula yang menamakannya Rambusa, Permot, Kaceprek, atau Timun Padang. Yang pasti, semua daerah memiliki nama tersendiri. 

Saking banyaknya, kita bisa bingung. Untunglah ada ilmu taksonomi dan bapak taksonomi kita, Carolus Linnaeus yang kemudian melahirkan nama-nama ilmiah bagi tumbuh-tumbuhan.

Tumbuhan ini sering ditemukan di kebun, pinggir jalan, tepi sungai hingga di dalam hutan. Tumbuh sendiri, tidak ditanam. Merupakan tumbuhan herba yang jago memanjat.

Buah markisa memiliki nama ilmiah Passiflora edulis. Sementara markisa hutan dinamakan Passiflora foetida. Keduanya sama-sama dari genus Passiflora, hanya berbeda spesies.

Muda Beracun, Matang Berasa Manis

Buah mudanya berwarna hijau dan beracun akan berubah menjadi kuning ketika sudah matang. Nah, di dalam pembungkus berwarna kuning inilah terdapat daging buah yang manis dan bijinya yang kehitaman.

Markisa mini hidup dengan cara merambat. Menjadi tumbuhan pemanjat yang memanfaatkan tanaman lain untuk menjalar. Karenanya, memiliki sulur atau semacam jemari untuk mengikatkan dirinya pada benda yang dipanjat.

Batang, daun dan sulur markisa mini yang dimanfaatkan untuk mengikatkan diri pada benda yang dipanjatnya (dokumentasi pribadi)
Batang, daun dan sulur markisa mini yang dimanfaatkan untuk mengikatkan diri pada benda yang dipanjatnya (dokumentasi pribadi)

Di Kota Kupang, markisa mini ini mudah ditemukan di lahan-lahan kosong. Di tempat tandus sekalipun bisa bertahan hidup hingga menghasilkan buah. Namun diduga, tumbuhan ini berasal dari Amerika Selatan. Dari sanalah kemudian merambah hampir ke semua tempat, termasuk di Indonesia.

Meskipun suka memanjat dan mengikatkan diri pada tanaman atau benda lain dengan sulur-sulurnya, markisa mini hidup mandiri. Ia memiliki perakaran sendiri, mencari makan dan minum dengan menggunakan akar, bukan merupakan tumbuhan benalu yang hidup menumpang pada tanaman lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun