Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Budidaya Lele di Lorong Rumah

2 Desember 2022   04:42 Diperbarui: 2 Desember 2022   17:02 2681
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ini adalah hasil panen lele yang dibudidayakan di lorong rumah (dokumentasi pribadi)

Banyak literatur mengenai budidaya ikan lele yang dapat kita akses dan pelajari di berbagai media online. Tinggal dipelajari, lalu dibuatkan perencanaan yang baik sehingga usaha kita mendatangkan untung.

Produksi Lele di Indonesia

Lele, ternyata bukan asli Indonesia. Si Clarias gariepinus ini berasal dari benua Afrika. Diperkirakan masuk ke Indonesia pada tahun 1984. Setelah mengalami pengembangan, muncul beberapa lele seperti sangkuriang, lele dumbo, lele albino, lele mutiara, dsb.

Produksi lele di Indonesia cukup besar. Data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan, produksi lele mencapai 1,06 juta ton senilai 18,93 triliun rupiah di tahun 2021.

Sentra produksi lele adanya di Provinsi Jawa Barat yang mencapai 245.498,8 ton (4,22 triliun rupiah). Terbesar kedua adanya di Jawa Tengah dengan jumlah produksi sebesar 164.608,29 ton dan Jawa Timur pada posisi ketiga dengan jumlah produksi sebesar 137.196,1 ton.

Budidaya ikan yang diusahakan dengan tujuan bisnis (dok foto: dataindonesia.id)
Budidaya ikan yang diusahakan dengan tujuan bisnis (dok foto: dataindonesia.id)

Konsumsi Ikan Lele

Lele sudah tidak menjadi asing lagi. Bahkan sebagian besar dari kita, sering atau pernah menikmati makanan olahan ikan lele ini. Ada yang disajikan dalam bentuk kering, basah penuh bumbu, atau berkuah. Tentunya tergantung selera.

Saya pribadi, hanya suka sama pecel lele. Barang kali karena dulu keseringan nongkrong di tenda kaki lima di malam hari. Menikmati menu malam ala pinggir jalan. Kalau tidak nasi goreng, mie rebus,  ya pecel ayam atau lele. Sesimpel itu. Tetapi nikmat ya, apalagi dilahap saat perut berdang dut ria ingin diisi.

Tak apalah. Apa pun itu tetap disyukuri. Seperti penggalan syair lagunya D'masiv,  syukuri apa adanya, hidup adalah anugerah dalam lagu Jangan Menyerah yang biasa kami nyanyikan saat terlihat letih dan lesu.

Kembali ke lele. Beberapa teman saya merasa geli dan menjurus ke jijik ketika melihat lele menggeliat dan menggelepar. Licin, dan sungutnya menakutkan. Begitu alasan mereka.

Pecel lele, rasanya selalu nagih (dok foto: instagram.com/aneka_resep sambel_indonesia via idntimes.com)
Pecel lele, rasanya selalu nagih (dok foto: instagram.com/aneka_resep sambel_indonesia via idntimes.com)

Isteri saya termasuk yang tidak makan ikan lele dalam bentuk apapun. Katanya tidak suka. Beruntunglah, ia tetap suka memasaknya lengkap dengan sambalnya. Atas permintaan kami, sambalnya dimirip-miripkan dengan sambal pecel  lele mas Tarjo. Pria asal Lamongan ini membuka usaha pecel di salah satu ruas jalan Kota Kupang sejak 5 tahun lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun