Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengeluh Harga Naik tetapi Membiarkan Anak Main Petasan

29 November 2022   08:58 Diperbarui: 29 November 2022   09:20 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak-anak membuat meriam, berkeliling sambil memainkannya. Mengagetkan dan bisa mencelakai orang lain (dok foto: kompas.com/Sigiranus Marutho Bere)

Petasan dan bunyi meriam kaleng, diselingi kembang api telah terdengar sejak 1 November 2022 di Kota Kupang. Akan semakin ramai, menjelang Natal dan Tahun Baru. Mengganggu orang lain. Juga membuat orang tua merogoh kocek tambahan selama November hingga Januari 2023.

Beberapa rombongan anak seringkali berjalan kaki sekitar pemukiman, menenteng meriam kaleng mereka atau membawa petasan. Di tengah jalan, mereka mulai beraksi. Bahkan anak-anak memasang petasan di tengah jalan. Membahayakan para pengguna faslitas jalan raya.

Kemarin siang, saya harus memasang muka seram dan mengusir anak-anak usia sekolah yang bermain meriam kaleng atau petasan di depan rumah. Barangkali sudah sebanyak 5 kali, saya harus melakukan tindakan pengusiran itu.

Entahlah, apakah anak-anak itu tidak memiliki keluarga sehingga dibiarkan berkeliaran? Sepanjang hari pula. Mulai dari siang hingga malam hari. Mereka berjalan sepanjang jalan raya sambil membunyikan petasan dan meriam kaleng.

Meriam kaleng yang meresahkan masyarakat disita oleh polisi di Bali (foto tahun 2016, okezone.com/Nurul Hikmah)
Meriam kaleng yang meresahkan masyarakat disita oleh polisi di Bali (foto tahun 2016, okezone.com/Nurul Hikmah)

Padahal, anak-anak sekolah di kota Kupang saat ini sedang mengikuti ujian di sekolah. Rata-rata mulai Senin (28/11/2022) hingga Sabtu (3/11/2022). Kalau pun tidak belajar, seharusnya anak diperingatkan oleh orang tua untuk tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Bagi saya, membunyikan petasan dan sejenisnya di sekitar rumah orang, itu sudah termasuk mengganggu orang lain. Jadi harus ditegur. Awal mula saya menegur mereka dengan baik-baik. Diiyakan, tetapi besoknya datang lagi, datang lagi. Jadilah saya meningkatkan ketegasan hingga mengusir mereka.

Di Kota Kupang, orang-orang telah membunyikan petasan, meriam kaleng dan membakar kembang api sejak tanggal 1 November 2022. Akan meningkat hingga Natal dan Tahun Baru. Bahkan bulan Januari pun masih ada yang bemain petasan. Artinya, tiga bulan membeli barang-barang tersebut untuk dimainkan.

Darimana anak-anak membeli permainan itu  jika tidak diberi uang oleh orangtuanya? Ataukah mengambil uang orang tua tanpa ijin? Entahlah, saya tak tahu dan tidak mau tahu. Yang penting, jangan bermain dekat-dekat lingkungan saya.

Sembilan ruko di Papua terbakar akibat bermain petasan (foto tahun 2017, dok humas Polda Papua via kompas.com) 
Sembilan ruko di Papua terbakar akibat bermain petasan (foto tahun 2017, dok humas Polda Papua via kompas.com) 

Orang tua Mengeluhkan Kenaikan Harga Barang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun