Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupnya, dihabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kaum Kidal dan Diskriminasi terhadap Mereka

9 Juni 2022   05:00 Diperbarui: 9 Juni 2022   05:05 1431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menulis dengan menggunakan tangan kiri masih dirasa aneh oleh sebagian orang. Foto pribadi

Mohon maaf jika saya curhat di sini. Kekuatan tangan kiri saya tak bisa diatasi. Meskipun sejak kecil, saya telah diarahkan, kena marah dan kena pukul di tangan kiri jika saya amenggunakan tangan kiri, saya tidak pernah mau menggunakan tangan kanan.

Hal yang paling saya rasakan, adalah ketika mulai bersekolah. Kebetulan di kampung kami, tidak ada TK sehingga langsung dimasukkan di bangku SD. Bapak saya yang adalah guru SD, belum juga menyerah.

Melalui Guru Kepala Sekolah yang mendidik kelas 1 dan 2, saya pun mulai dididik secara keras. Tidak boleh menulis memakai tangan kiri. Saat memegang pena dengan tangan kanan, maka tangan kiri saya digantungi bateri bekas.

Namun jiwa melawan saya pun tampak sejak itu. Ketika tangan kiri saya digantungi bateri, maka saya pun mogok menulis. Dan jika sudah demikian, guru saya mulai lunak dan diperbolehkan menggunakan tangan kiri.

Kondisi ini berlangsung hingga saya di kelas tiga. Masih teringat, waktu menjelang tanggal 2 Mei, siswa yang beprestasi biasa diikutsertakan dalam berbagai lomba antarsekolah di kecamatan. Saat itu, saya menjadi peserta lomba menulis indah. Dan kata yang kami tulis waktu itu pun masihsaya ingat dengan jelas, “Ki Hajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Nasional”.

Waktu itu, saya satu-satunya siswa di SD kami yang menulis dengan tangan kiri. Sebelum mengikuti lomba, Kepala Sekolah menghadap khusus ke penilik TK/SD di Kecamatan agar saya diperkenankan untuk ikut lomba menulis indah dengan menggunakan tangan kiri. Beliau membawa saya bersamanya untuk menghadap.

Dan dengan bijak, sang penilik menjawab: “Biarkan anak kita menulis dengan tangan mana pun ia anggap baik untuk dipakai, entah tangan kanan atau kiri”. Dan jadilah, saya mengikuti lomba. Lucunya, saya dikerumuni oleh guru-guru dari sekolah lain karena heran saya menulis dengan mengunakan tangan kiri.

Hasilnya, saya menjadi juara dua waktu itu untuk lomba menulis indah sekecamatan. Dan sejak itu, guru-guru di sekolah saya (termasuk bapak saya) tidak lagi melarang saya menulis dengan menggunakan tangan kiri. Bahkan setelah saya, beberapa anak kidal pun tak pernah dilarang lagi.

Beberapa Kondisi Yang Menyulitkan Si Kidal

Sekalipun sudah bebas menggunakan tangan kiri untuk menulis, ada beberapa hal yang biasa saya lakukan dengan tangan kanan. Mungkin juga karena kebiasaan. Jabat tangan, mengangkat tangan, memberi dan menerima sesuatu saya lakukan dengan tangan kanan. Termasuk memegang mouse, saya pakai tangan kanan.

Gunting dengan gagang kuning adalah gunting untuk orang kidal. Saya dapatkan dari teman saya.Dok pribadi
Gunting dengan gagang kuning adalah gunting untuk orang kidal. Saya dapatkan dari teman saya.Dok pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun