Mohon tunggu...
Gregorius Nafanu
Gregorius Nafanu Mohon Tunggu... Petani - Pegiat ComDev, Petani, Peternak Level Kampung

Dari petani, kembali menjadi petani. Hampir separuh hidupku, kuhabiskan dalam kegiatan Community Development: bertani dan beternak, plus kegiatan peningkatan kapasitas hidup komunitas lainnya. Hidup bersama komunitas akar rumput itu sangat menyenangkan bagiku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Natal dan Pengalaman Bersahabat dengan Non-Kristiani

25 Desember 2021   16:52 Diperbarui: 19 Februari 2023   15:13 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'Dekorasi Pohon Natal di Mal Taman Anggrek Jakarta'. Foto: Siti Nur Aeni dalam katadata.co.id

Saya dilahirkan dan dibesarkan di suatu desa di NTT. Seratus persen penduduknya beragama katolik. Dari sisi etnis pun hanya ada satu keluarga turunan Tionghoa yang sudah lama menetap, bahkan menikah dengan penduduk asli desa kami. 

Layaknya penduduk dengan mayoritas, upacara keagamaan dan ibadah rosario dari rumah ke rumah di bulan Mei dan Oktober tidak menjadi masalah, termasuk perarakan di jalan. Menjelang Natal dan Paskah, kami biasa berlatih paduan suara agar nantinya dapat bernyanyi dengan baik saat misa. 

Uniknya, di kampung kami tidak ada kebiasaan bertandang ke rumah tetangga atau sanak keluarga untuk mengucapkan selamat hari Natal. Cukup bersalaman di Gereja, baik saat salam damai maupun seusai misa. Kesempatan berkeliling baru akan dilakukan saat tahun baru, setiap tanggal 1 Januari. Kunjungan ke rumah-rumah bahkan bisa sampai seminggu. Anak-anak biasanya tak ketinggalan karena mereka boleh mengambil kue yang disajikan oleh tuan rumah tanpa harus was-was ditegur oleh orang tua. 

Saya mulai memiliki teman dan guru beragama lain, khususnya muslim saat duduk di bangku sebuah SMP Negeri. Lokasinya berada di ibukota kecamatan. Di sini, saya mulai memperhatikan cara teman ini beribadah yang ternyata berbeda  dengan saya. Meskipun demikian, kami saling berteman akrab, bahkan hingga sekarang pun kami masih saling bertegur sapa layaknya keluarga. 

Ibadah Malam Natal 24-12-2021 di Gereja Katolik St. Matias Rasul, Tofa Kota Kupang. Dok pribadi
Ibadah Malam Natal 24-12-2021 di Gereja Katolik St. Matias Rasul, Tofa Kota Kupang. Dok pribadi

Di SMA, teman saya makin banyak yang beragama lain. Ada muslim, Hindu, juga Budha. Namun kami semua bisa berteman baik. Bahkan jajan pun, kami bisa berbagi. Indah memang. Tetapi lagi-lagi, kami tetap saling menghormati. Bahkan mengingatkan untuk beribadah. Maklumlah, saat itu masih status ABG tanggung. 

Saat di Bogor, saya benar-benar merasakan nuansa yang berbeda sebagai kelompok yang sedikit dari segi agama. Namun, lagi-lagi teman muslim saya begitu tulus berteman, dengan tetap menghormati keyakinan yang saya anut. 

Di saat bulan puasa, saya selalu rajin ikut kegiatan buka puasa bersama. Teman-teman muslim pun selalu mengundang untuk ikut. Tak hanya itu, berbagai makanan khas lebaran tak akan luput dibagikan untuk dinikmati. Kadang saya ikut berpuasa. Dan tidak pernah makan di depan sahabt-sahabat saya, meskipun mereka meminta agar saya makan saja kalau lapar. Bahkan ketika bermain ke rumah pun, mereka menyuguhkan minuman sekali pun mereka sementara menjalankan ibadah puasa. Dan saya pun tidak akan menum. Sebagai gantinya, minuman plus kue pun dibungkus dan dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Hehehe...

Jika tiba saatnya, saya akan memberi ucapan selamat hari raya Lebaran. Rasanya tidak afdol kalau tidak bersilaturahim ke teman. Bersalam-salaman, saling memaafkan satu sama lain. Sebaliknya, beberapa teman tak akan lupa mengucapkan selamat hari raya Natal. 

Jika sempat maka akan berkunjung dan kami pun bercerita tentang apa saja sambil sesekali menikmati kue sederhana. Ada juga teman yang enggan untuk memberi ucapan. Tetapi kita tetap berteman, sebab pertemanan tak cuma hanya mengucapkan salam dan selamat hari raya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun