Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Balik Wabah Covid-19, Adakah Kesejatian Orientasi Beragama?

30 Maret 2020   17:43 Diperbarui: 30 Maret 2020   17:43 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada umumnya tak ada yang mempertentangkan antara agama dan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang benar sejatinya juga sesuai dengan ajaran agama. Itulah sebabnya orang beragama harus menuntut ilmu baik-baik, dan ilmu menjadi berguna ditangan orang beragama, sebaliknya ilmu bisa menghancurkan jika tidak diabdikan untuk kemanusiaan sebagaimana diakui orang bergama.

Wabah corona bukan dongeng, apalagi penetapan penyebaran virus corona sebagi pandemik itu datang langsung dari Lembaga Kesehatan Dunia (WHO). Pantas jika kita bertanya, mengapa ketika imbauan pemerintah untuk beribadah di rumah dalam rangka memutus rantai virus corona masih disepelekan oleh sebagian kelompok umat beragama? Mengapa ada sebagian orang yang mengumandangkan dongeng Covid-19?

Wabah Covid-19 bukan dongeng

Wabah corona bukan dongeng isapan jempol, apalagi sekadar untuk  mengguncang iman umat beragama, sehingga tokoh-tokoh agama perlu tampil menenangkan umat nya karena termakan dongeng corona. Kita berharap jangan ada yang mendongengkan Covid-19 karena kita semua berharap badai Covid-19 akan segera berlalu.

Wabah virus corona yang penyebaran amat cepat dan saat ini sudah menjangkiti 200 negara di dunia, dan telah merenggut nyawa ribuan manusia itu adalah realitas. Dengarkanlah ratapan mereka yang harus kehilangan anggota keluarganya karena direnggut virus corona. Wabah corona bukan dongeng!

Penelitian laboratorium modern membuktikan bahwa virus corona menyebar dengan cepat kepada siapapun tanpa kecuali. Ini adalah realitas, sebuah temuan empiris yang dapat dibuktikan oleh siapa saja. Hanya mereka yang buta sains yang berani mencoba-coba keganasan wabah corona.

Pengujian kecepatan penyebaran corona itu juga merupakan temuan penelitian eksperimen, ratunya penelitian empiris kuantitatif yang dapat digeneralisasikan. Artinya penularan corona yang amat cepat itu bisa terjadi dimana saja diseluruh belahan dunia ini. Tidak peduli agama apa yang kita anut, kita tidak kebal terhadap penyebaran covid-19.  Penelitian kuantitatif eksperimen ini dapat di generalisasikan karena didukung data yang amat memadai. Penelitian itu membuktikan bahwa siapapun dapat terpapar corona tanpa terkecuali.

Penelitian lebih lanjut juga menjelaskan wabah corona dapat dihindari dengan menjaga diri untuk tidak tertular virus corona dan secara bersamaan juga melindungi orang lain dari penularan corona karena siapapun bisa jadi media penyebaran corona.

Kemampuan manusia membendung penyebaran virus corona juga hasil penelitian eksperimen kuantitatif yang dapat digeneralisasikan. Artinya di wilayah manapun di dunia ini manusia yang memiliki komitmen untuk melindungi diri dari tertular virus corona, dan menjaga diri untuk tidak menjadi media penularan corona, yakni dengan menjaga jarak fisik, dapat membendung wabah corona di wilayahnya.

Berdasarkan penelitian itu dilakukanlah isolasi mandiri untuk memastikan apakah ODP itu bebas dari virus corona di rumah untuk menghindari anggota keluarga tertular corona. Ada juga isolasi (karantina) di rumah sakit untuk PDP, jika pasien dalam pemantauan itu perlu pemantauan dokter untuk dapat disembuhkan dari penyakit yang diidapnya, dan juga dikuatirkan akan menulari mereka yang belum terpapar virus corona. Demikian juga ada karantina wilayah untuk melindungi sebuah wilayah dari penyebaran virus corona dari wilayah lain.

Mengingat anti virus corona belum ditemukan, maka temuan para ahli untuk membendung penyebaran corona adalah menjaga jarak sosial atau menjaga jarak fisik. Orang yang positif terinfeksi corona bisa menulari orang lain, meski orang yang positif terinfeksi corona itu tak menyadari dirinya terinfeksi corona karena tidak merasa ada gejala-gejala sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun