Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Peduli Pahlawan Corona: Menyoal Terobosan Anne Avantie

28 Maret 2020   10:15 Diperbarui: 28 Maret 2020   10:20 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Terbatasnya jumlah Alat Pelindung Diri (APD) tenaga medis ketika melayani pasien corona yang berisiko tertular virus corona, telah  menggerakan individu atau kelompok masyarakat untuk memenuhi kebutuhan APD Sang Pahlawan corona itu. Dukungan masyarakat ini tentu saja perlu untuk meringankan tugas pemerintah pusat maupun daerah yang masih kepayahan memenuhi kebutuhan APD tenaga medis. Apalagi, proteksi kehidupan tenaga medis tidak boleh ditunda-tunda.

Salah seorang yang turut berjibaku memenuhi APD tenaga medis ini adalah Anne Avantie, seorang desainer yang kondang karena rancangan kebaya klasik dan kontemporer yang anggun, pelopor perancang kebaya artistik Indonesia.

Yang mencengangkan adalah Anne mengalihkan seluruh usahanya itu  khusus untuk membuat APD tenaga medis. Hal yang mengesankan lagi, seluruh peralatan APD yang di produksi Anne itu didistribusikan kepada lima sampai sepuluh rumah sakit setiap harinya dengan gratis lewat yayasannya. lantas bagaimana Anne menggaji para pegawainya itu?

Tindakan Anne ini perlu dihargai ditengah egoisme masyarakat yang memborong alat-alat pelindung diri yang sangat dibutuhkan tenaga medis, dan juga anggota masyarakat lainnya, dengan hanya fokus pada keselamatan diri.

Anne Avantie berujar bahwa semua yang dilakukan semata-mata karena ingin berbuat sesuatu untuk pahlawan kemanusiaan yang mempertaruhkan nyawa untuk memerdekakan masyarakat Indonesia dan dunia dari ancaman virus corona. Di dorong oleh sentuhan Sang Khalik yang telah melimpahkan kebaikan bagi dirinya, Anne terdorong ingin berbuat sesuatu kebaikan terhadap Pahlawan kemanusiaan yang di elu-elukan masyarakat dunia, karena masih minimnya proteksi terhadap tenaga medis sebagai kelompok yang paling rentan tertular virus corona.

Keberanian Anne Avantie melayani kebutuhan APD tenaga medis sangat membanggakan, dan seharusnya juga diikuti oleh individu atau kelompok lain yang memang memiliki kemampuan untuk membuat APD. Apalagi, Anne sendiri mengakui APD yang dibuatnya terbatas, karena alat-alat yang digunakan adalah alat-alat manual.

Pengakuan Tulus Anne Avantie tentang keterbatasan mesin manual yang memproduksi APD tenaga medis itu secara tidak langsung juga ingin mengajak keterlibatan seluruh rakyat Indonesia untuk membantu pemerintah menyediakan APD tenaga medis yang memadai.

Anne Avantie membuat terobosan kemanusiaan yang luar biasa yang akan dikenang seluruh rakyat Indonesia. Bagaimana tidak, tiga puluh tahun menikmati sukses di bisnis, dan pada usia Anne saat ini wajar saja jika dia ingin menikmati hasil perjuangan panjangnya yang melelahkan itu. Tapi, Anne memilih jalan lain. membaktikan usahanya untuk menyiapkan APD tenaga medis tanpa perhitungan untung rugi.

Secara tulus dia mengakui bahwa dia tidak tahu bagaimana harus membiayai karyawan pembuat APD tenaga medis, kecuali satu keyakinan yang dia miliki, Sang Khalik yang menyentuh hidupnya untuk memberikan kebaikan kepada pahlawan corona akan mencukupkan seluruh biaya operasional usaha pembuatan APD.

Kalau memang tenaga medis itu kita posisikan sebagai pahlawan pemberantasi virus corona, dan Anne rela menjadi pelayan pahlawan medis dengan membuatkan APD tenaga medis, maka kita semua sebagai bangsa tidak bisa berpangku tangan dalam darurat corona ini, secara khusus dalam memenuhi kebutuhan APD pahlawan corona yang sepak terjangnya telah membanggakan dunia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun