Mohon tunggu...
Gratcya Francoice Therese
Gratcya Francoice Therese Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Terima kasih sudah berkunjung! Kalian luar biasa. Love u gais.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebudayaan: Konsep Sentral dalam Komunikasi

22 Februari 2021   04:28 Diperbarui: 22 Februari 2021   14:19 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Budaya secara umum telah dianggap sebagai milik manusia dan digunakan sebagai alat komunikasi sosial yang di dalamnya terdapat proses peniruan. Era globalisasi saat ini semakin marak dengan adanya interaksi antarbudaya. Terbukanya komunikasi dan ruang bagi dialog antarbudaya memungkinkan tiap-tiap budaya untuk mengungkapkan atau memberikan alternatif terhadap suatu kebenaran, sehingga dapat memunculkan interaksi antarbudaya yang tak terbatas.

Interaksi antarbudaya sangat sering memunculkan persoalan yang bersumber dari perbedaan budaya. Inti budaya adalah komunikasi karena budaya muncul melalui komunikasi. Akan tetapi, seringkali budaya yang tercipta mempengaruhi cara komunikasi anggota budaya yang bersangkutan. Budaya tidak akan ada tanpa komunikasi, begitupun komunikasi tidak akan ada tanpa budaya. 

Dalam kehidupan sehari-hari budaya masyarakat dan interaksinya selalu menggunakan komunikasi sebagai alat bantu dalam berinteraksi. Pengaruh budaya dalam komunikasi menyebabkan adanya perbedaan makna dari setiap budaya masyarakat dalam proses komunikasi. Seseorang yang mengalami pertemuan antarbudaya dengan 'orang asing' akan merasa cemas dan tidak pasti untuk berperilaku. 

Untuk mengurangi kecemasan dan ketidakpastian yang dialami, perlu adanya pemahaman budaya agar 'orang asing'  dapat berkomunikasi dengan efektif. Diperlukan pemahaman terhadap aspek-aspek yang dapat menyebabkan kesalahpahaman pihak lain yang berbeda budaya.

 Kajian budaya menjadi suatu hal yang sangat penting. Kajian budaya bukanlah suatu hal yang digunakan untuk 'menyeragamkan' atau 'membudayakan' pihak lain, tetapi memandang pihak lain sebagai suatu hal penting yang harus dihormati dengan segala keunikannya. Perbedaan budaya seringkali disikapi secara tidak bijak, yaitu sebagai persoalan yang harus diminimalisir, bertolak dari berbagai anggapan bahwa perbedaan budaya mengakibatkan distorsi dalam mencapai tujuan-tujuan berinteraksi terutama dalam komunikasi. Salah satu gejala serta masalah adalah perubahan nilai-nilai budaya dalam masyarakat yang mengalami transisi. Sejalan dengan proses pembangunan dan modernisasi yang memanfaatkan teknologi modern seperti media massa, terjadilah pergeseran nilai-nilai kebudayaan. Dengan munculnya media massa, banyak budaya masyarakat yang berubah, rasa hormat terhadap orang tua dan kearifan yang ada semakin luntur di era media (Baran & Davis, 2011, h. 211).

Komunikasi merupakan unsur inheren (berhubungan erat) dalam kebudayaan. Secara sederhana bisa dipahami bahwa budaya muncul sebagai hasil interaksi, dan interaksi tidak mungkin terjadi tanpa adanya komunikasi. Dalam kajian budaya, komunikasi merupakan suatu tindakan aktual terkait dengan performance dan pewarisan nilai-nilai budaya. Menurut Habermas (1984) dalam budaya pada dasarnya terdapat dua tipe tindakan. Pertama, bentuk-bentuk tindakan instrumental. Kedua, communicative action. Bentuk-bentuk tindakan instrumental bergantung pada bentuk-bentuk egosentrik strategi dan kalkulasi. Sementara communicative action, dimana para aktor dipersiapkan untuk berkomitmen dengan norma-norma, merupakan hasil kesepakatan rasional. Tindakan komunikatif berkenaan dengan kemungkinan pencapaian kesepakatan atas (1) dunia objektif; (2) dunia sosial berkaitan dengan institusi, tradisi, dan nilai-nilai; (3) dunia subjektif masing-masing individu.

Kajian budaya tidak hanya merupakan studi tentang budaya yang merupakan entitas tersendiri yang terpisah dari konteks sosial dan politiknya. Tujuannya adalah memahami budaya dalam segala bentuk kompleksnya dan menganalisis konteks sosial dan politik tempat budaya tersebut berasal. Kajian budaya melibatkan diri dengan evaluasi moral masyarakat modern. Yang artinya kajian budaya membutuhkan peran antar masyarakat, dan hubungan antar masyarakat pasti melibatkan sebuah komunikasi.

Komunikasi merupakan unsur inheren dalam kebudayaan. Secara sederhana bisa dipahami bahwa budaya muncul sebagai hasil interaksi, dan interaksi tak mungkin terjadi di antara anggota kelompok budaya tanpa adanya komunikasi. Tidak sulit memahami kajian budaya dengan komunikasi. Seperti diungkapkan Nick Couldry dalam bukunya Inside Culture: Re-Imag-ining the Method of Cultural Studies (2000), "Cultural Studies is an Internasional, multicentered disipline."

Dalam kajian budaya, komunikasi merupakan sebentuk praktek budaya atau suatu tindakan aktual terkait dengan performance dan pewarisan nilai-nilai budaya. Oleh karena itu komunikasi menjadi komponen penting kebudayaan. Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa hubungan antara komunikasi dan kajian budaya adalah hal yang bermanfaat karena menghadirkan sebuah cara pandang baru dan terobosan kreatif dalam riset-riset komunikasi. Walaupun demikian, tidak semua kajian seputar tindakan komunikasi sebagai praktek produksi makna dalam medan budaya dapat dikategorikan sebagai kajian budaya. Kajian budaya dalam mengkaji komunikasi sebagai praktik produksi makna akan senantiasa diketahui dalam kerangka paradigma kritik. Artinya komunikasi dalam ranah kajian budaya akan dipandang sebagai praktik yang dihubungkan dengan relasi kekuasaan.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun