Mohon tunggu...
Grant SebastianLie
Grant SebastianLie Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - siswa SMA Kolese Kanisius

Saya gemar membaca dan tidur.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hanya Berbakat Tidak Cukup! Ternyata Ini Alasannya

12 Maret 2023   18:28 Diperbarui: 12 Maret 2023   18:32 515
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Marselino Ferdinan Philipus, pemain Indonesia yang berkarir di K.M.S.K Deinze, Belgia. (foto: 11/07/22 Instgram/marselinoferdinan10)

Pesepakbola Indonesia Sulit Berkarir di Klub Luar Negeri Terutama Eropa

Bermain di Eropa merupakan sebuah impian terbesar bagi setiap pesepakbola di dunia. Semua atlet sepak bola berjuang keras dan berkompetisi agar dapat kesempatan untuk bermain di benua tersebut. Sudah menjadi fakta, Eropa memiliki liga terbaik di dunia berisikan dengan pemain kelas dunia dan fasilitas mewah. Terutama klub di Eropa barat yang dikenal dan pengikutnya yang tersebar di setiap belahan dunia.

Memang faktanya hal ini bukanlah sesuatu proses yang mudah. Seperti yang diketahui, sudah banyak cerita yang diberi bintang sepakbola bagaimana perjuangan keras mereka untuk mencapai level tertinggi. Bayangkan berjutaan orang ingin bermain di benua yang sama. Tentu terjadi persaingan yang keras sesama atlet.

Belakangan ini, sepak bola Indonesia sedang berkembang dengan pesat. Sejak kedatangan Shin Tae Yong, pelatih Tim Nasional Indonesia, banyak pemain Indonesia terinspirasi dan lebih semangat untuk berjuang berkarir di luar negeri. Faktanya, beberapa atlet sepakbola Indonesia berhasil untuk mendapatkan kesempatan bermain di luar Nusantara. Namun sangat disayangkan, banyak dari mereka yang mendapatkan kesempatan tidak dapat mengembangkannya dengan maksimal. Bahkan dapat dilihat, pesepakbola Indonesia sangat sulit berkarir di luar negeri, terutama di Eropa.

Penyebab

Salah satu olahraga favorit penduduk Indonesia adalah sepak bola. Dapat dilihat dari usia dini, bermain sepak bola merupakan aktivitas yang banyak dilakukan. Menurut saya, Indonesia adalah salah satu negara ASEAN yang dipenuhi dengan banyak pesepakbola berbakat. Namun, kesuksesan dalam berkarir di luar negeri bukan hanya sekedar bakat.

Terdapat banyak faktor non-teknis yang sangat berpengaruh terhadap karir pesepakbola di luar negeri. Pertama, yaitu masalah mental yang sudah menjadi umum bagi pesepakbola. Mental yang kuat sangat berpengaruh terhadap performa pemain. Permasalahan mental dapat datang dari berbagai alasan. Salah satunya adalah keluar dari zona nyaman. Keluar dari zona nyaman bukanlah sebuah hal yang mudah, mengingat bahwa mereka jauh dari rumah dan menetap untuk beberapa tahun. Hal ini juga mengharuskan mereka beradaptasi dengan lingkungan, bahasa, budaya dll. Selain itu, jauh dari rumah dapat mengakibatkan kepercayaan diri yang rendah. Sementara, percaya diri sangat dibutuhkan atlet bola untuk menunjukan performa maksimal di lapangan. 

Kedua, yaitu kedisiplinan pemain Indonesia yang kurang baik. Kedisiplinan bukan hanya dilakukan di lapangan namun dalam keseharian mereka. Seperti yang diketahui, kedisiplinan merupakan hal yang sulit dilakukan terutama saat jauh dari rumah. Ditambah faktanya, generasi muda abad ke-21 yang minim akan kedisiplinan. Dapat dilihat, terdapat beberapa contoh dimana banyak pesepakbola muda Indonesia maupun asing yang datang telat ke sesi latihan. 

Sebagai atlet, pola tidur dan makan yang teratur merupakan salah satu bentuk kedisiplinan. Hal yang dikhawatirkan dari pemain Indonesia adalah masalah makanan. Pola makan yang teratur dan kandungan gizi yang diperoleh menjadi sumber utama pertumbuhan fisik seorang atlet. Sebagai warga Indonesia, makanan gorengan sudah menjadi favorit di kalangan warga. Selain itu, makan nasi sudah menjadi kebiasaan sehari-hari sejak kecil. Namun faktanya, nasi memiliki kandungan glukosa yang sangat tinggi serta tidak dianjurkan sebagai makanan atlet profesional. Hal ini menjadi salah satu faktor atlet pesepakbola susah berkembang di luar negeri, yaitu beradaptasi dan merubah kebiasaan. Dengan pola makan yang baik, tubuh dapat lebih segar dan bugar. Jangan lupa, pola tidur yang teratur, minimal 6 jam, sangat penting untuk menjaga kebugaran pemain.

Ketiga, banyak atlet Indonesia yang dikabarkan memiliki kondisi fisik yang dapat ditingkatkan lebih. Sepakbola merupakan olahraga yang memerlukan fisik kuat agar dapat menghindari cedera serta lainnya. Kondisi fisik yang kurang baik dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur serta gizi yang diperoleh tak seberapa. Bermain di Eropa bukanlah hal muda, mengingat tinggi badan mereka yang jauh diatas rata-rata orang Indonesia. Bahkan, 170 cm di Eropa dianggap rendah. Hal ini dapat diatasi dengan makan makanan yang kaya akan kalsium seperti susu, bayam dll. 

Terakhir, yaitu tekanan sosial media yang sudah menjadi masalah umum bagi pemain. Tak hanya pemain Indonesia, bahkan pemain muda bintang banyak menghadapi masalah ini. Terutama di era globalisasi ini, sosial media sangat memberi pengaruh terhadap pemain. Terkadang terlihat dimana banyak mental pemain yang hancur karena sosial media. Ekspektasi yang diberi oleh netizen Indonesia terkadang berlebihan dan dapat membuat pemain merasa tertekan. Hal ini membuat beberapa pemain yang belum siap menerima tekanan sebegitu besar mengalami penurunan dalam perkembangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun