Mohon tunggu...
Gramedia Official
Gramedia Official Mohon Tunggu... Lainnya - Tempat kamu mencari buku 📚

📖 Halaman untuk pecinta buku. Dari trivia, review, hingga rekomendasi buku dari #SahabatTanpaBatas-mu. 🤗

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Sejarah Tari Payung dan Perkembangannya Hingga Saat Ini sebagai Tari Tradisional Indonesia!

14 November 2022   12:32 Diperbarui: 14 November 2022   12:39 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo on riverspace.org

Berbicara tentang budaya Indonesia, tentunya setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi dan budayanya masing-masing. Salah satunya adalah Sumatera Barat yang kaya akan keanekaragaman budaya. 

Seperti tarian tradisional dari Minangkabau bernama tari payung yang biasanya dibawakan oleh penari dalam jumlah genap. Para penari yang terdiri dari tiga pasangan ini berawal dari Siti Agam dari Bukittinggi dan mendapatkan popularitas.

Sekitar tahun 1960-an, tarian payung ini sangat populer di kalangan Minang dan masyarakat Indonesia lainnya. Diyakini bahwa menikmati budaya Minang masih belum lengkap sebelum melihat pertunjukan tari ini. 

Ini menunjukan bahwa sebuah pertunjukan dapat berfungsi sebagai media hiburan atau perangkat seni, seperti tarian pembuka suatu acara. Nilai-nilai budaya pada tarian tradisional ini jadi salah satu karakter bangsa yang perlu dijaga.  

Sejarah Tari Payung

Asal usul tari payung ini tidak pasti. Namun, ada satu catatan sejarah yang diyakini dapat menunjukkan sejarah tari payung dan perkembangannya. Kisah ini erat kaitannya dengan seni pertunjukan saat zaman penjajahan Belanda yang sebelumnya disebut toonel. 

Teater adalah seni yang lahir di bawah pengaruh sekelompok seniman dari Semenanjung Melayu. Pertunjukan teater toonel termasuk komedi yang berasal dari orang Melayu di Sumatera Barat. 

Tari payung biasanya ditampilkan sebagai salah satu seni pendukung dalam pertunjukan toonel. Awalnya, tarian payung hanya digunakan sebagai selingan dalam serial drama "Toonel". 

Kemudian, pada tahun 1920 terjadi beberapa perkembangan dalam drama Toonel. Tari payung semakin populer dan diterima dengan baik oleh masyarakat Bukittinggi. 

Tarian khas daerah Minangkabau ini awalnya diaransemen dalam bentuk tarian teatrikal oleh Muhammad Rasyid Manggis. Dia mengatur tarian dari tahun 1904 hingga 1920-an. Siti Agam dari Bukittinggi kemudian melanjutkan tariannya. 

Ia juga dikenal seangkatan dengan Muhammad Rasyid Manggis yang bersekolah di sekolah biasa di Normal School di Bukittinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun