Mohon tunggu...
Grae Raka Amaranusa
Grae Raka Amaranusa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Hubungan Internasional Universitas Airlangga

Saya merupakan mahasiswa yang berfokus dalam studi Hubungan Internasional, di Universitas Airlangga Angkatan 2022.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Analisis Epistemologis: Urgensi Regulasi Global Menghadapi Tantangan dan Peluang AI

2 Juni 2023   21:35 Diperbarui: 2 Juni 2023   21:39 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Ilustrasi Kecerdasan Buatan.Illustrasi oleh Penulis.

"Kehidupan manusia telah mencapai kenyamanan dengan kehadiran Kecerdasan Buatan sebagai 'asisten hidup'. Namun bagaimana bila kecerdasan buatan justru berkembang terlalu jauh hingga mempersekusi kehidupan manusia?"

Dewasa ini, Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) telah menjadi salah satu bidang yang semakin menarik perhatian. AI merupakan studi sistem komputer yang bertujuan untuk memungkinkan komputer melakukan tugas-tugas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan oleh manusia dengan kecerdasan yang dimilikinya  (Nilsson dalam Buiten, 2019).  Dalam rangka memahami peran dan dampak AI dalam konteks global, penting untuk menjelaskan karakteristik dan klasifikasi yang diberikan oleh para ahli.

Russell dan Norvig (dalam Buiten, 2019) mengklasifikasikan AI berdasarkan empat sifat utama.

  • AI dapat berpikir manusiawi, yang berarti sistem AI memiliki kemampuan untuk memproses informasi, menganalisis situasi, dan membuat keputusan dengan cara yang serupa dengan manusia.
  • AI dapat bertindak seperti manusia, di mana sistem AI mampu meniru perilaku manusia dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan merespons lingkungan sekitarnya dengan cara yang menyerupai manusia.
  • AI dapat berpikir secara rasional, yang berarti sistem AI menggunakan logika dan penalaran untuk mencapai kesimpulan atau solusi yang benar, terlepas dari apakah solusi tersebut meniru cara berpikir manusia atau tidak.
  • AI dapat bertindak secara rasional, yaitu sistem AI mampu mengambil tindakan yang paling tepat berdasarkan pemahaman dan analisis yang rasional terhadap situasi yang dihadapi.

Melalui klasifikasi tersebut, dapat dilihat bahwa AI memiliki potensi untuk mengubah berbagai aspek kehidupan manusia. AI sangat berpotensi untuk menggantikan seluruh eksistensi manusia apabila tidak dikendalikan. Pertanyaan mendasar muncul mengenai pengaturan dan regulasi yang diperlukan untuk memastikan perkembangan AI yang etis, aman, dan bertanggung jawab di tingkat global. 

Oleh karena itu, analisis epistemologis terhadap urgensi perkembangan kebijakan internasional terhadap pengaturan AI menjadi penting untuk menjawab tantangan ini. Sebelumnya perlu dipahami bahwa Epistemologi adalah cabang dalam bidang filsafat yang bertujuan untuk mengkaji asal-usul, dasar-dasar asumsi, sifat, dan metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan (Adib, 2018: 72). Adanya analisis epistemologis tentunya akan berguna untuk mengkonstruksi pemahaman masyarakat secara mendalam mengenai AI, dan menemukan saran pengembangan kebijakan yang lebih baik.

Menilik Seberapa Jauh "Kemajuan" dan "Kemunduran" yang dimiliki AI dalam Dunia Nyata?

Sejak kemunculannya pada tahun 1955 yang dipelopori oleh Alan Turing, AI tidak pernah berhenti berkembang dari tahun ke tahun. Jika kita melihat survei yang diadakan oleh Mckinsey & Co. (2022), penggunaan AI selama lima tahun terakhir mengalami peningkatan dua kali lipat, walaupun puncaknya terdapat pada tahun 2019.

Grafik 1. Survei Penggunaan AI dalam Organisasi Profesional Tahun 2017-2022. Data oleh McKinsey & Co.
Grafik 1. Survei Penggunaan AI dalam Organisasi Profesional Tahun 2017-2022. Data oleh McKinsey & Co.

Berdasarkan Marr (2022), terdapat setidaknya tujuh jenis AI yang populer saat ini, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya.

  • AI dalam permodelan bahasa

Sebagai contoh, ChatGPT AI yang dikembangkan oleh OpenAI di Amerika Serikat telah membantu pengguna dalam mengambil keputusan terkait pertanyaan dari berbagai bidang. AI ini sering digunakan oleh pelajar maupun profesional untuk membantu pemahaman terhadap berbagai permasalahan, serta mendukung penggunaan beragam bahasa. Meskipun AI permodelan bahasa seperti ChatGPT dapat membantu dalam mengambil keputusan dari berbagai bidang, mereka masih memiliki keterbatasan dalam memahami konteks yang lebih kompleks dan membedakan nuansa yang halus dalam bahasa. Terkadang, AI permodelan bahasa juga dapat menghasilkan informasi yang tidak akurat atau tidak sepenuhnya relevan.

  • AI pengganti Tenaga Kerja

Kita telah melihat banyak profesi yang telah digantikan oleh AI. Contohnya, di Jepang, pelayan restoran telah digantikan oleh AI, sedangkan di Malaysia, terdapat gerbang tol otomatis yang menggunakan AI dalam operasinya. Hal ini menunjukkan bahwa AI telah memainkan peran penting dalam menggantikan pekerjaan manusia dalam beberapa konteks. Di lain sisi, eksistensi AI ini menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya lapangan kerja bagi manusia. Selain itu, AI juga mungkin tidak memiliki kemampuan empati dan interaksi manusia yang sama, yang dapat menjadi kendala dalam situasi yang memerlukan kontak manusia yang lebih personal.

  • AI dalam keamanan siber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun