Mohon tunggu...
Gracella Monique
Gracella Monique Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Peduli pada pendidikan dan pengembangan diri. Mencoba mengeksplorasi banyak hal.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengapa Usia 20-an Rentan Galau?

20 Juni 2019   14:19 Diperbarui: 22 Juni 2019   22:55 2949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi masa transisi dari umur 20 ke 30 tahun. | via: lds.org

Untuk yang sudah memiliki pasangan: "benarkah ia pasangan sehidup dan semati saya?"; "Layakkah ia menjadi ayah/ibu dari anak-anak saya kelak?"; "Apakah sifat menyebalkannya ini akan berubah?"

Untuk yang mencari-cari pasangan: "Apakah saya belum bisa move-on?"; "Benarkah Tuhan sudah mempersiapkan jodoh bagi saya?"; "Mengapa cinta saya bertepuk sebelah tangan?"; "Apakah tidak ada yang mau dengan saya?"; "Mengapa rindu ini menyakitkan?"

4. Pertayaan-pertanyaan tentang orang tua

"Apakah saya sanggup membanggakan mereka?"; "Mengapa mereka selalu mengatur kehidupan pribadi saya?"

5. Pertayaan-pertanyaan seputar pertemanan

"Mengapa mereka tidak memiliki waktu untuk saya?"; "Mengapa ia berubah?" "Mengapa ia tidak peduli lagi kepada saya?"

Dan yang terlebih parah, beberapa dari kita pernah bertanya: "Mengapa saya harus tetap hidup didunia seperti ini?"; "Apa sebenarnya tujuan hidup saya?"; "Untuk apa saya melakukan semua hal yang melelahkan ini?"

Jika anda pernah memikirkan beberapa hal diatas, maka kalian sedang mengalami suatu fase kehidupan yang dinamakan Quarter Life Crisis. Yaitu tahap dimana krisis identitas diri mengalami puncaknya. 

Anda tidak perlu semakin takut, namun menerima keadaan bahwa semua yang seumuran anda juga mengalami hal-hal seperti ini.

ilustrasi Siap melangkah (sumber: npr.org)
ilustrasi Siap melangkah (sumber: npr.org)
Lalu jika kita sedang berada di fase seperti ini, apa yang seharusnya kita lakukan?

1. Berhenti membandingkan diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun