Mohon tunggu...
Gracia Eugene H.
Gracia Eugene H. Mohon Tunggu... Freelancer - ci

Kelas Bahasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pencarian Jati Diri (Sebuah Kritik Sastra)

14 Maret 2021   01:30 Diperbarui: 14 Maret 2021   01:49 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boys Beyond the Light merupakan sebuah novel fiksi yang terinspirasi dari film dokumenter berjudul Jihad Selfie. Novel terbitan PT Gramedia Pustaka ini pertama kali diterbitkan di Jakarta pada tahun 2016. Penulis dari novel ini adalah Astrid Tito dan T. Akbar Maulana. Genre yang diangkat pada cerita dalam novel adalah aksi.

Novel Boys Beyond the Light berkisah tentang empat orang pemuda Indonesia yang bertemu di Suriah sebagai sekelompok teroris. Mereka memiliki alasan yang berbeda-beda ikut dengan komplotan tersebut. 

Teguh, orang yang berhasil menghasut Bagas, Galih, dan Abay, ia memiliki impian dan tujuan tersendiri dengan bergabung bersama teroris. Tujuan ini didasari oleh rasa trauma mendalam yang dirasakannya pada masa kecilnya. Ia pun rela melakukan apa saja terhadap mereka yang berani menghalanginya.

Bagas dan Galih yang merupakan saudara kandung seringkali merasa kehilangan perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Mereka merupakan anak yang lahir dari keluarga konglomerat, namun terdapat kesepian di dalam diri mereka masing-masing. Rasa ini yang membuat Bagas kurang berpikir jernih dalam menangkap tujuan sesungguhnya dari kelompok teroris itu. Ia terhasut oleh ajakan Teguh. Sebaliknya, Galih terpaksa ikut karena ia tidak mau kakaknya terluka. Ia merasa hanya kakaknya lah yang selalu ada untuk dirinya. Meskipun demikian, takdir tetap harus dihadapi.

Patah hati adalah momen menyedihkan bagi Abay setelah ayahnya pergi. Wanita yang dicintainya akan dilamar oleh sepupunya sendiri. Telah ia putuskan untuk mengikuti Teguh sebagai salah satu komplotan teroris. Tetapi, tetap saja terdapat keraguan dalam dirinya. Abay, Galih, Bagas, dan Teguh pun mulai ditugaskan untuk pergi menyelesaikan misi. Namun, seiring berjalannya waktu, Abay dan Galih menyadari jalan yang mereka ambil ini merupakan jalan yang salah. Mereka pun kabur dari tempat penginapan dan kembali ke kampung halaman mereka yang terletak Indonesia.

Cerita dari novel Boys Beyond the Light dimulai dengan alur yang berjalan cukup perlahan dan agak monoton. Hal ini mengakibatkan adanya kebosanan yang muncul dari pembaca. Walaupun demikian, penulis dapat memberikan kekuatan pada ceritanya menggunakan para tokoh yang ada. Karakter dari masing-masing tokoh sangatlah kuat dan dapat menghidupkan emosi para pembaca. Apalagi, penulis menggunakan dua sudut pandang yang berbeda untuk kedua tokoh utamanya. Latar suasana dari cerita sungguh dapat dirasakan, mulai dari ketegangan, ketakutan, kesedihan, kekecewaan sampai kebahagiaan.

Novel Boys Beyond the Light sebenarnya memiliki cerita yang cukup berat. Pembaca akan dibuat terus berpikir agar dapat memahami cerita ini. Selain itu, kaidah kebahasaan dari novel ini juga menggunakan beberapa diksi yang tergolong agak lama. Salah satu diksi yang digunakan oleh penulis adalah "laiknya". Hal ini menyebabkan dua hal. Pertama, pembaca yang sudah terbiasa dengan bahasa pada zaman milenial kurang mengerti kalimat yang dimaksud oleh penulis. Kedua, diksi yang digunakan penulis membuat kalimat pada novel menjadi lebih indah. Hal ini dikarenakan diksi-diksi yang tergolong agak lama dapat memberikan kesan puitis.

Pesan yang disampaikan di dalam cerita juga tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Cara penyampaian pesan dari kedua penulis tersusun sangat rapi. Awalnya, memang masih terlihat abstrak. Namun, ketika dibaca terus menerus, pembaca pun akan semakin paham maksud dari cerita dalam novel Boys Beyond the Light. Penulis juga menegaskan kembali pesan yang mau mereka sampaikan di dalam bab 14. Oleh karena itu, pembaca akan benar-benar paham dan tidak salah untuk menanggapi cerita di dalam novel ini.

Pada bab 14 penulis menekankan bahwa jihad tidaklah dilakukan dengan menggunakan kekerasan. Hal ini disampaikan penulis karena masih ada beberapa orang yang salah memaknai makna dari jihad. Bagi para anak muda, berbakti pada orang tua, belajar, berkarya, berprestasi, dan berbuat baik untuk lingkungan, keluarga, agama, serta bangsa dan negara merupakan hal-hal baik yang termasuk jihad. Sedangkan bagi para orang tua, bila memiliki anak-anak yang sedang memasuki usia galau, tuntunlah mereka. Ayomi dan ajar mereka ke arah yang positif.

Boys Beyond the Light merupakan novel yang mengandung banyak nilai dan amanat. Nilai yang paling menonjol di dalam novel adalah nilai agama. Sedangkan, salah satu amanat dari novel ini adalah kesalahan dalam hidup ini memang tidak bisa selalu kita hindari. Namun, ketika sadar bahwa kita telah jatuh ke dalam kesalahan, secepat mungkin kita harus berusaha keluar dari situasi tersebut dan memperingati teman-teman di sekitar kita. Walaupun novel ini memuat nilai agama yang bersifat sensitif dan cukup dominan, penulis tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan organisasi atau negara manapun. Cerita dari novel hanyalah fiksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun