Mohon tunggu...
Grace Paramitha
Grace Paramitha Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Hi! Selamat membaca!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Haruskah Kita Terus Menggunakan Istilah Jurnalisme Multimedia?

2 Maret 2021   19:04 Diperbarui: 2 Maret 2021   19:22 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: kompasiana.com/diajengayuputris

Jurnalisme multimedia merupakan penggabungan dua format media atau lebih yang bertujuan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak. Jurnalisme multimedia adalah paket berita yang bercerita.

Apakah hanya sebatas itu saja definisi dari jurnalisme multimedia? Jawabannya tidak. Anda dapat melihat jurnalisme multimedia secara lebih luas.

Namun, haruskah kita terus menggunakan istilah jurnalisme multimedia? Jawabannya tergantung bagaimana Anda melihat atau memahami jurnalisme multimedia.

Meskipun istilah multimedia masih terus digunakan, tidak semua jurnalis berpikir bahwa istilah multimedia dalam jurnalistik harus digunakan pada saat ini, di tahun 2021. Seorang produser MediaStorm sejak tahun 2006 bernama Eric Maierson mengatakan bahwa dirinya tidak menyukai kata multimedia. Menurut Maierson, multimedia merupakan kata yang digunakan dalam perusahaannya untuk menggambarkan fotografer yang membuat dokumenter.

Sama halnya dengan Maierson, seorang editor Thunderdome, sebuah divisi dalam Digital First Media yakni sebuah organisasi media yang berbasis di New York bernama Robyn Tomlin mengatakan dirinya tidak akan menggunakan kata multimedia lagi.

Alih-alih menggunakan kata multimedia, Tomlin lebih memilih untuk menyebutnya dengan video dan interaksi. Menurut Tomlin, ciri dari interaksi adalah pelaporan data, aplikasi database, dan aplikasi berita lainnya yang membantu pembaca memahami cerita yang ingin diceritakan oleh jurnalis.

Hal penting yang tidak boleh dilupakan adalah memproduksi konten multimedia berkaitan dengan pola pikir dan keterampilan. Multimedia juga terus berkembang karena banyak jurnalis yang mencoba hal baru atau bereksperimen dengan berbagai alat dan teknik digital yang baru.

Jadi, berdasarkan pada pendapat Maierson dan Tomlin, ada beberapa hal yang dapat dipelajari mengenai multimedia (Mindy McAdams, 2014), yaitu:

Komplemen dan jangan ulangi hal yang sama. Pada multimedia storytelling, berbagai jenis format media saling berhubungan. Komponen yang ada dibuat untuk bercerita dan saling melengkapi. Jika sebuah paket berita menceritakan sebuah informasi melalui video kemudian menceritakan hal yang sama melalui teks dapat membuat pembaca kehilangan minat.

Integrasikan jenis media. Setiap format media memiliki kedudukan yang sama dan fungsi yang sama. Setiap format media harus diposisikan sebagaimana mestinya.

Menyederhanakan. Saat membuat paket berita, jurnalis harus dapat memutuskan apa yang benar-benar perlu dimasukkan dan mana yang tidak diperlukan. Sebuah berita yang memiliki terlalu banyak bagian dapat membuat cerita menjadi terlalu rumit.

Tarik perhatian audiens secara visual. Sebuah cerita yang menarik perhatian akan membuat pembaca tertarik untuk membaca lebih lanjut sesaat setelah membukanya.

Nonlinier dan tidak perlu rumit. Biasanya, paket berita multimedia menyediakan opsi untuk menavigasi cerita dan bentuknya nonlinier. Pembaca dapat memilih bagian yang diinginkan. Multimedia membuat jurnalis memiliki kesempatan untuk menunjukkkan berbagai aspek dari sebuah cerita, namun perlu diingat untuk tidak bertindak berlebihan.

Tidak masalah jika interaktivitas masih rendah. Beberapa berita multimedia memang mengundang interaksi yang aktif dengan pembacanya, namun banyak juga yang menawarkan interaksi pasif.

Pengalaman yang imersif. Multimedia dapat membawa pembaca ke tempat yang belum pernah dikunjungi dan melihat sesuatu yang belum pernah dilihat.

Membutuhkan pertimbangan jurnalistik yang baik. Keputusan mengenai apa yang akan diberikan kepada pembaca dan apa yang seharusnya tidak ditampilkan tetap menjadi milik pembuat konten.

Multimedia memanglah istilah yang bagus, namun jangan hanya membatasinya pada video dan foto yang bercerita. Jurnalis dapat merangkul segala jenis dan integrasi media yang ada, serta terus belajar bagaimana cara menggunakannya untuk membantu orang lain memahami dunia tempat kita tinggal dan memahami kejadian atau hal-hal yang ada di sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun