Mohon tunggu...
Grace Sihotang SH MH (HSPLaw)
Grace Sihotang SH MH (HSPLaw) Mohon Tunggu... Penulis - Advokat Dan Pengajar/ Tutor pada prodi Hukum Universitas Terbuka

Mengajar mata kuliah Hukum Pidana Ekonomi. Lawyer/ Advokat spesialisasi Hukum Asuransi Dan Tindak Pidana Asuransi. Menulis untuk Keadilan, Bersuara untuk Menentang Ketidakadilan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Terima Kasih Dosen-dosenku (Edisi Wisuda Ke-62 UPNVJ)

22 Maret 2019   23:05 Diperbarui: 23 Maret 2019   07:49 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

( Teruntuk Dosen-Dosen Favoritku Di Fakultas Hukum Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta) 

 Jika mendengar kata "Guru" atau "Dosen" terasa setitik air mata haru jatuh di pipi. Sosok teladan yang selalu digugu dan ditiru itu selalu membawa kenangan manis sekaligus haru yang pasti akan dikenang oleh murid, mahasiswa atau semua orang di belahan dunia manapun. Sosok pahlawan tanpa tanda jasa, pembaharu, pembuka cakrawala pikiran, yang selalu membawa kenangan manis tersendiri bagi murid-murid dan mahasiswa-mahasiswanya, termasuk saya yang baru lulus dan diwisuda dari Program Magister Hukum Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta (UPN Veteran Jakarta).

 Dulu...sebenarnya, sewaktu masuk di Program Magister UPN Veteran Jakarta, saya  tidak terlalu berharap bahwa Universitas yang baru saja di "negeri" kan ini memiliki dosen-dosen yang baik, namun ternyata pandangan saya salah dan jauh dari kenyataan. Dosen-dosen di MH UPN Veteran Jakarta sangat berdedikasi, sangat demokratis, rendah hati dan seperti syair dalam lagu Hymne Guru mereka ibarat "embun penyejuk dalam kehausan" yang membuka cakrawala pemikiran saya sebagai mahasiswa. Untuk itu dalam rangka merayakan Hari Guru, saya akan menceritakan pengajaran-pengajaran dan hal-hal yang terekam dalam memori saya sebagai ucapan terima kasih saya terhadap mereka:

1.Bapak Alm. Dr M. Ali Zaidan, S.H.,M.Hum  

Walaupun mantan dosen pembimbing saya ini telah meninggal dunia karena serangan jantung pada bulan Juli lalu tetapi banyak pemikiranya dan gagasannya yang sangat saya kagumi. Pemikiran dari bapak dosen yang gemar membaca sampai "semua judul buku" dan bahkan "penerbitnya" pun beliau hapal ini, adalah gagasan tentang, "Hukuman yang Tidak Merendahkan Harkat dan Martabat Manusia".

Jadi menurutnya semua penghukuman itu seyogyanya tidak boleh merendahkan, bahkan terpidana hukuman matipun harus dipantau oleh negara, apabila di dalam pemenjaraannya dia mengalami perubahan dalam perilaku maka hukuman matinya tersebut bisa dihapus dan dijadikan hukuman lain, sehingga hal-hal yang seperti saat ini yaitu ada terpidana mati yang sudah menunggu bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun tetap dihukum mati tidak terjadi.

Menurutnya juga hukuman itu harus seimbang dan tidak boleh berlebihan. Jika kita bertindak berlebihan dalam memberikan hukuman maka secara tidak langsung kitalah yang menjadi "tidak adil dan sewenang-wenang". Bapak yang sangat tinggi toleransi beragamanya ini pernah memberikan nasehat kepada saya yang ternyata diambil dari sebuah ayat dalam Al Quran Surat Al Maidah yaitu, "Janganlah Kebencianmu terhadap Suatu Kaum Mendorong Kamu Untuk Berlaku Tidak Adil".

Satu hal lagi yang paling berkesan dari bapak ini adalah setiap tugas paper pada mata kuliahnya harus "ditulis tangan" wkwkwk....karena katanya dia tidak mau mahasiswa-mahasiswa menjiplak hasil karya orang lain, karena begitu mudahnya mengkopi paste dengan berkembangnya internet. Dengan menulis tangan diharapkan mahasiswanya akan sekaligus membaca apa yang dituliskannya, namun pastinya setiap tugas pak Ali membuat tangan kita pegal karena menulis...hahaha. Sungguh sosok yang sangat baik untuk dijadikan panutan.

2.Ibu Kol CKM Purn. Hj, Dr. Zawiah Ramlie, SKM, M.H.

Ibu dosen perempuan yang cantik, awet muda, pintar ini adalah dosen perempuan yang paling kukagumi di UPN "Veteran" Jakarta. Mengapa demikian? Karena dari ibu inilah aku mendapat banyak masukan tentang konsep "Ultimum Remidium" dalam penerapan sanksi pidana yang sekarang aku jadikan bahan tesisku. Menurut Ibu dosen cantik yang sangat energik dan mengajar mata kuliah "Hukum Lingkungan" ini, semua sanksi pidana harus ditempatkan pada posisi terakhir atau senjata pamungkas dalam penerapan sanksi dalam ranah hukum pidana. Penerapan sanksi-sanksi yang lain harus didahulukan daripada sanksi pidana. Jadi penghukuman harus dimulai dari penghukuman yang paling ringan terlebih dahulu dan bermuara pada hukuman yang terberat yaitu hukuman penjara dan hukuman mati. Aku menyebutnya dengan julukan "Ibu Ultimum Remidium", hahaha....

Satu lagi yang paling aku kagumi dari ibu dosen ini adalah, jika kita diberi tugas membuat paper, beliau pasti segera tahu jika kita membuat paper tersebut "Menjiplak" atau "Mengkopi Paste" hahaha. Ibu Zawiah ini ibarat "Aplikasi Turnitin Berjalan" wkwkwk. Setiap ada mahasiswa yang diduganya menjiplak dia akan segera berkata, "Sepertinya ibu tahu nih....paper kamu ini mirip tesis mahasiswa Unhas angkatan berapa atau disertasi mahasiswa UI angkatan berapa....", dan wajah mahasiswa itupun akan memerah karena malu....dan mahasiswa lainnya akan tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi malu mahasiswa tadi...hahaha.....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun