Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintamu Anugerah Terbesar dalam Hidupku (Part 4)

25 Januari 2022   12:17 Diperbarui: 25 Januari 2022   17:56 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yosi yang berada di ruang rawat inap, memanggil suster agar keluarganya dapat membesuk dia di ruang rawat inap dan susterpun memanggil keluarga Yosi.  Setelah abang dan kakak Yosi masuk ke ruangan, Yosi menyampaikan bahwa dia sudah dinyatakan sembuh dan tidak perlu dioperasi, karena sudah tertutup sendiri. Obat yang Yosi makan satu setiap hari mungkin obat yang tepat untuk menutup jantungnya yang bocor dan juga dibantu oleh doa-doa keluarga, doa puasa Yosi dan teman-temannya. Dokter hampir tidak percaya, kata Yosi sama abang dan kakak Yosi, sampai dia dua kali di ECHO, hasilnya tetap sama, katup jantung Yosi sudah tertutup. Mujizat Tuhan itu nyata. Abang Yosi menciumnya, syukurlah dek, kamu sudah sembuh. Abang Yosi sangat sayang sama dia, karena sejak kedua orangtua Yosi meninggal, orangtua Yosi berpesan untuk menjaga Yosi sebagaimana mama Yosi dulu menjaganya. Kakak Yosi juga bersyukur dan memeluknya, puji Tuhan, semua hanya oleh karena anugerah Tuhan semata ya dek, biarlah nanti kamu menjadi saksi bagi orang-orang yang lemah imannya dan bagi mereka yang memiliki sakit yang sama sepertimu. Kamu dapat mensupport mereka agar tidak lemah, siapapun itu, kata kakak Yosi.

Yosipun berkata, iya semua karena doa-doa dari abang, kakak dan adik juga, terima kasih sudah mendoakanku selama ini. 

Kapan rencana pulang, tanya abang Yosi. Kata dokter besok saja bang, karena mereka masih belum yakin betul kalau saya memang sudah sembuh. Mana baiknya saja, kita ikuti kata dokter karena mereka lebih tahu, kata abang Yosi. Kondisimu bagaimana dek? apakah sakit, lemah atau sesak? tanya abang Yosi. Tidak, jawab Yosi, saya biasa-biasa saja bang. Ya sudah, kalau begitu, semua aman terkendali ya dek, kata abang Yosi. Iya bang. Oh iya, orang abang dan kakak pulang saja, saya sudah bisa sendiri ko, saya tidak kenapa-kenapa, abang juga sudah bisa pergi, masih bisa masuk kantor. Aku kan sehatnya, bisa jalan, tidak apa-apa, kata Yosi.

Oh gitu, ya sudah kamu jangan banyak gerak ya dek, ikutin saran-saran dokter, abang pulang dulu, abang lagi ada meeting di kantor. Abang ke kantorlah ya, kata abang Yosi. Abang Yosi, mencium kening Yosi lalu ijin pergi. Abang pergi ya dek, semangat sayang sipudan cantik abang, ummmahh, sambil mencium kembali rambut Yosi sekali lagi, cantiknya sipudan abang ini, cantik wajahnya, cantik hatinya, cantik imannya, pintar masak, baik hati dan tidak sombong, perfecto, hehehe, berbahagialah nanti calon adik iparku itu, dahhh sayang abang. Semangat ya..., Iya bang kata Yosi. Terima kasih atas pujiannya, telingaku naik kayaknya sepuluh senti, hehehe. Abang Yosi pergi sambil tersenyum. 

Yosi juga menyuruh kakak Yosi pulang, karena dia juga kerja. Kakak Yosi, tidak mau, tetapi Yosi memaksa, dia ingin sendiri saja di ruangan. Akhirnya kakak Yosi pun mengalah dan pulang. Setelah semua keluar dari ruangan Yosi, dia menangis terharu, bagaimana Tuhan memberikannya mujizat. Yosi meminta suster kembali untuk memanggil Laras yang sudah lama menunggunya di ruang tunggu. Tidak berapa lama, Laraspun datang. Laras yang melihat Yosi, sudah bisa duduk tanpa infus, heran. 

Laras angkat bicara, elo kenape, sudah duduk, kayak tidak ada apa-apa?

Iya, jantung saya sudah sembuh, sudah tertutup sendiri katupnya, dokter sudah periksa sampai melakukan ECHO dua kali, hasilnya sama sudah sehat dan tertutup tidak ditemukan lagi yang bocor.

Laras, kaget, what? are you sure?

Iya dong, kata Yosi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun