Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Dunia dalam Kekelaman

13 April 2021   09:14 Diperbarui: 13 April 2021   09:38 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia dalam kekelaman dapatkah kita merasakannya? Pandemic covid-19 sudah berjalan setahun di muka bumi kita ini. Ada banyak air mata, kehancuran hati, kehancuran perekonomian, kematian, seolah-olah terang hilang sekejap, kekelaman terjadi seperti zaman Jahiliah. Derita yang berkepanjangan, hati terluka, bumi berguncang, bencana terjadi dimana-mana, demo atas ketidak sukaan terhadap pemerintah, berpadu dengan keegosian kita manusia yang tidak pernah habis-habisnya. Aku, kamu ada di dalamnya, dapatkah kita merasakan kelamnya bumi ini? 

Apakah ini semua ulah kita? Apakah kita yang menciptakan derita dan kekelaman itu? Di saat penciptaan semua begitu baik adanya, tetapi ulah kita manusialah yang merusak karya Tuhan itu sendiri, pada akhirnya kitalah yang mengalami penderitaan, air mata, kepahitan yang berkepanjangan. Pandemic covid-19 adalah bukti bahwa kita manusia tidak memiliki kemampuan apa-apa, buktinya kita tidak mampu menghilangkah virus tersebut, masih ada di muka bumi ini, yang mampu kita lakukan adalah menjaga kesehatan kita, menjaga immun kita agar tidak turun, melakukan protokol kesehatan, yang mampu menghilangkan dengan bersih semua virus ini hanyalah Allah sang Pencipta.

Allah adalah pemilik segalanya, Tuhan yang Maha Besar, agung dan mulia. Mungkin terlalu sering kita membuat Tuhan bersedih karena ulah kita, kita menjadi serigala atas orang lain, perusak bumi, mungkin Tuhan bisa jadi sudah mengingatkan kita, tetapi kita tidak peka terhadap teguran Tuhan, hingga Dia menegur kita dengan keras. Tuhan itu MAHA pengasih dan penyayang, Dia menunggu kita kembali kepadaNya, tetapi adakah hati yang setia kembali kepada Sang Pencipta, adakaha hati yang mau tunduk dan taat kepada sang Pencipta, Allah yang menciptakan langit dan bumi dan seisinya? Allah yang Maha Kuasa tak terbatas kemahakuasaanNya, kita yang dicipta memiliki kedegilan hati, tegar tengkuk, tidak mau diubah, akhirnya kekelaman itu pun datang melanda bumi ini, mengingatkan kembali ciptaanNya untuk kembali berlutut, memohon adanya cahaya menerangi bumi yang kelam ini. Sekalipun kekelaman ini terjadi, adakah kita mau dengan rela hati mau diubah dengan kondisi ini, atau malah sebaliknya, mengutuki, menjadi buas, menghina, menghimpit orang yang tertindas, merusak cipataan, melakukan kejahatan di mata Tuhan dan masih banyak lagi yang mendukakan hati Tuhan.

Aku, kamu dan seluruh penghuni bumi, mari tunduk kepada Tuhan. Pada mulanya Tuhan menciptakan bumi masih baik adanya dan penuh damai sejahtera dan kini kegelapan semakin merajalela, bumi marah, damai sejahtera hilang, siapakah yang melakukannya? dan mengapa hal itu terjadi? Adakah kita berperan di dalamnya? Adakah kita berperan merusaknya? kita boleh saja mengakui bukan aku, tetapi Tuhan tahu bahkan jumlah helai rambut kitapun Tuhan tahu, tidak ada yang tersembunyi dihadapanNya. 

Adakah kita yang menciptakan kekelaman ini, mungkin bagi saya iya, saya turut di dalamnya menciptakannya, kita semua ada di dalamnya, karena semua manusia telah berdosa tidak ada yang tidak berdosa. Pandemic covid-19, ini telah menunjukkan bahwa tidak ada yang dapat membereskan pandemik ini dari muka bumi jikalau bukan Tuhan yang berfirman untuk mengusirnya. Kita manusia berusaha sekuat tenaga dengan berbagai cara, menemukan berbagai jenis vaksin, kita berusaha untuk menjaga agar tubuh kita tidak terkena virus tersebut, tetapi adakah yang dapat menjamin bahwa kita tidak terkena virus covid-19 tersebut? Tidak ada. Kita masih harus berjaga-jaga juga agar kita tidak terkena virus tersebut. 

Apakah yang dibutuhkan untuk semua kondisi ini? Masing-masing kita berdamai, berdamai dengan sang Pencipta. Allah yang empunya segalanya, artinya karena Dia yang empunya segalanya, maka kita kembali kepada Allah, memohon pengampunan sejati, melupakan kesalahan orang lain, memberi pengampunan kepada orang lain, karena kita juga memiliki kesalahan kepada orang lain juga, saling peduli, mau diubah dengan mudah, dibentuk seturut dengan kehendakNya. Berdamai dengan diri kita sendiri, orang lain, bumi, terlebih berdamai dengan Tuhan. Mari kita memohon pengampunan kepada Allah yang punya segalanya. Tuhan Allah adalah pencipta langit semesta, Allah yang MAHA Kuasa, pemilik segalanya. Jika Allah adalah pemiliki segalanya, Raja di atas Raja, bukankah kita selayaknya merendahkan diri dihadapanNya? Dia sanggup memberikan segala apa yang kita butuhkan, dalam kebenaran dan kasihNya. 

Dalam kondisi terpuruk sekalipun, bahkan hingga saat ini Tuhan ada disana, Tuhan ada di segala tempat. Mengulurkan tanganNya kepada kita, sekalipun kita tidak setia, DIA tetap Allah yang setia, menjaga dan memagari hidup kita. Tidak ada kasih yang lebih besar dari kasih Tuhan Yesus yang rela mengorbankan diriNya di Kayu Salib agar kita diperdamaikan dengan Allah, agar kita mendapat kasih kemurahan kembali dari Tuhan Allah. 

Marilah kita mengimaniNya selamanya di dalam kehidupan kita dan bekerja dengan menjadikan Tuhan di depan sebelum kita melakukan segala pekerjaan kita, sehingga segala apa yang kita kerjakan tidak mendudkakan hati Tuhan, karena Dialah yang memimpin kita melakukannya, bukan kehendak kita, tetapi biarlah kehendak Tuhan semata, bukankah dikatakan Carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenaranNya maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Mari kita mencari Tuhan terlebih dahulu sebelum memulai semua pekerjaan kita. 

Mari kita berdamai dengan Tuhan, nyalakan lilin perdamaian kita, agar KASIH KEMURAHAN TUHAN selalu ada dalam kehidupan kita, sekalipun kita hilang arah, menderita, kekurangan, terhempit, sesak bahkan menangis. Selamat berdamai dengan Tuhan, diri sendiri, orang lain dan bumi. Beri pengampunan kepada mereka yang telah melukai, berbuat jahat dan membuat kita terhimpit dan sesak. Ijinkan Tuhan bersemayam dalam hati dan pikiran kita agar, Dia Allah yang MAHA KUASA memulihkan segalanya. TUHAN ADA dalam ruang dan waktu yang tidak terbatas. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun