Mohon tunggu...
Taruli Basa
Taruli Basa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Auroraindonet.com

Penulis buku 12 Aktivitas Menyenangkan Penerbit Grasindo, buku IMAGO DEI (Segambar dan serupa dengan Allah) tentang perjalanan missi ke daerah, buku mata pelajaran TK, penulis narasi, cerita pendek dan juga puisi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sahabat yang Tepat

4 Maret 2021   14:06 Diperbarui: 4 Maret 2021   14:48 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang sahabat menaruh kasih dalam setiap waktu dan menjadi saudara dalam kesukaran. Pernahkah kita menerima kalimat ini? Mungkin sebagian akan mengatakan, iya... pernah membaca dan mendengarnya. Pada saat kondisi kita terpuruk, sangat sulit didapatkan seorang sahabat yang setia yang dapat memahami dan mengerti kita,  yang ada semua mundur ketika kita dirundung kemalangan, ada yang memang sengaja untuk pergi, ada yang memang sengaja menjauh karena tidak dapat membantu, ada yang memang sama sekali dia tidak tahu apa yang kita gumulkan, ada yang memang karakternya  cuek, dan ada juga yang mengatakan, syukurin elo terpuruk, gue senang banget, tertawa di atas penderitaan orang lain, tetapi ada juga yang mau peduli hanya sesaat, wajar saja kalau sesaat karena masing-masing orang memiliki pergumulan hidup masing-masing. Itulah hidup. Menemukan sahabat sejati itu memang sulit, hanya Yesus yang menjadi sahabat sejati kita, dalam suka maupun duka, Dia selalu ada. Terkadang kita kurang bersyukur atas hal itu, disaat kita berduka, kita lupa bahwa ada Yesus yang senantiasa hadir di dalam kehidupan kita, terkadang kita mengharapkan orang lain untuk menghibur kita, tetapi Yesus sendirilah yang akan memberikan dan mengirimkan penghibur bagi kita, jika kita percaya akan kuasaNya.

Sahabat sejati itu sulit ditemukan, bukan berarti tidak ada, karena kita sebagai manusia, masih hidup dalam kedagingan. Keinginan daging, sangat berbeda dengan keinginan Roh. Roh memang penurut untuk melakukan hal-hal yang baik, tetapi kedagingan kita lemah. Sekalipun kita melihat teman-teman kita terpuruk, ingin rasanya membantu, tetapi kedagingan kita terkadang lebih menonjol, apalagi sudah menggunakan logika berfikir tingkat kuartet, semisal, jika gue bantu dia, entar kalau gue kesulitan, emang dia mau mengingat bahwa gue pernah bantuin dia, atau, emang dia siapa gue, dia bukan apa-apa gue ko, saudara bukan, istri juga bukan, suami bukan, menguntungkan tidak sih... gue berteman ama dia?, menguntungkan tidak sih kalau gue bantu dia?, yang ada gue entar habis duit, tidak... ah, tidak ....ahhhh, begitulah kadang dalam pikiran kita. Padahal kita tidak tahu disaat kita membantu orang lain, disitulah kita diberkati, berkat kita melimpah. Percaya atau tidak, coba buktikan...

Indahnya berteman dan menjadi sahabat saat kita saling memahami. Jika kita sudah saling memahami, kita akan menjaga persahabatan agar tidak hancur, kita akan menjaga sahabat kita dari gunjingan orang, gosip-gosip yang tidak benar, mendoakan dia, bahkan jika dia dalam kesukaran secara otomatis kita pasti membantunya karena kita sudah bersahabat dengan dia, mengenalnya. Saling berkelakar, bercanda, ngeledek dan menegur tidak ada lagi rasa sungkan, karena kita sudah mengenal dan memahaminya. Indah persahabatan jika kita saling memahami, peduli, mengasihi dan menjaga kepercayaan.

Dalam persahabatan Trust itu sangat dibutuhkan. Why.......karena sahabat adalah tempat curahan hati kita. Tempat kita bercerita, berkelakar, saling mendoakan, tidak ada lagi kata tersembunyi dari persahabatan, tapi...wait ya.....tidak semua juga hal, yang rahasia pribadi dapat kita sampaikan kepada sahabat, karena itu mari kita inga kembali....roh memang penurut, tetapi daging lemah. Adakah yang tahu bagaimana kita kedepannya? Bersahabat juga ada batasan bukan? So, bijaklah memilih siapa yang menjadi sahabat kita, yang dapat kita percaya saat kita bergumul, yang dapat membantu kita dalam keterpurukan kita. Sudahkah kita layak menjadi seorang sahabat? Atau kita tidak ingin menjadi sahabat atau memiliki sahabat? Manusia adalah makhluk sosial, sedapat mungkin milikilah satu atau dua orang sahabat yang dapat dipercaya dan saling menjaga. 

Jadi mari lihatlah siapakah yang dapat menjadi sahabat kita, tentunya dengan masuk dalam relasi yang baik. Jangan masuk dalam relasi yang buruk karena pergaulan yang buruk dapat merusak kebiasaan yang baik. Alam juga tahu hal itu. Lihatlah betapa indahnya alam yang ada di dalam foto ini, kapan foto ini diambil, tempatnya dimana? fotographernya siapa? dan bagaimana hatinya saat mengambil foto ini. Indahnya alam ini menunjukkan keindahan hati sang Pencipta. Dan betapa indahnya alam ciptaan Tuhan.

Alam saja dapat saling bersahabat menunjukkan keindahan mereka. Matahari di sore hari, memberikan cahayanya ke seluruh area danau ini, air danau menerima pantulan sinar matahari mereka berpadu menjadikan warna yang sangat indah, sangat indah perpaduannya, demikianlah juga kita, saat kita saling menerima dan memahami dalam relasi sosial di tengah-tengah masyarakat sungguh sangat indah bukan? Tidak ada lagi iri, dengki, sombong, merasa hebat dari yang lain, saling mengasihi, peduli, masih banyak lagi karakter yang baik dan benar yang harus kita miliki di saat kita bergaul dengan banyak orang. Tetapi sayang sekali, hal ini semua belum dapat terwujud di dunia ini karena keberdosaan kita.

Dosa telah menguasai kita, tidak ada satupun dari kita yang tidak luput dari dosa, karena itulah terlalu sering sekarang ini terjadi pertengkaran, perebutan kekuasaan, penipuan, pencurian, saling menjatuhkan, memiliki niat jahat, ego tingkat tinggi, merasa diri paling benar, padahal kalau kita renungkan apa sih yang kita bawa saat kita mati?, itulah karena keberdosaan dan kedagingan kita. Uang memang kita butuhkan, tetapi carilah dengan yang cara yang benar, bagaimana dengan kedudukan? belum tentu semua orang menginginkannya, tetapi apakah kita harus mencarinya dengan cara tidak halal?

Sangat disayangkan jika kita memiliki kedudukan, harta, dan jabatan karena merebut dari orang lain dengan cara-cara yang salah. Akhirnya semua menjadi hancur, hancur pertemanan, hancur tatanan relasi sebagai makhluk sosial yang membuat semua menjadi sukar. Coba perhatikan dalam sebuah pekerjaan, adakah yang saling iri? adakah yang berkelompok? adakah yang saling menjatuhkan? Tanya sendiri dalam hati kita, apakah kita juga adalah salah satu di dalamnya. Akhirnya semua mengalami kesukaran, kesukaran demi kesukaran mengelilingi kehidupan kita. Perhatikanlah dalam ruang lingkup masyarakat kita saat ini. Berlomba bisa-bisa saja, tetapi jangan sampai merusak orang lain, berkompetisi boleh-boleh saja, tetapi dalam kreatifitas dan ide, tidak merusak orang lain apalagi membuatnya jatuh kedalam jurang.

Semua kesukaran adalah ciptaan manusia, lohh, ko bisa? ya memang, manusialah sumber dari kesukaran itu sendiri, bukan sang Pencipta. Sang Pencipta, Dia mencipta semua baik adanya dan mendatangkan damai sejahtera. Tetapi, ko bisa terjadi penderitaan?, manusia itulah yang menciptakan penderitaannya sendiri. Lohh ko bisa? Ya, karena manusialah yang bertindak, jangan pernah menyalahkan Tuhan. Manusia menjadi serigala atau manusia lainnya, karena keberdosaan manusia itu sendiri.

Melihat temannya baik, ehhh dicelotehin, sok baik, hidup jadi serba salah bukan? Melihat temannya membantu orang lain, ehh diceramahin panjang lebar, kalau membantu tidak perlu deh di sampaikan sama orang lain, kita diam-diam saja memberi, e..loe ko  tidak infoin ke kita, biar kita juga ikutan bantu, biar cuman elo doang ya, yang dianggap baik?,...tuh kan serba salah. Karena itulah saya katakan, manusialah yang menjadi sumber kesukaran itu, jangan pernah salahkan Pencipta. Padahal mereka yang membantu adalah mereka yang memiliki niat untuk membantu, apapun dasaarnya membantu asalkan dana bantuan bukan hasil curian, tetapi apapun dasarnya membantu, setidaknya orang yang dibantu sudah lega karena dapat bantuan. Lihatlah alam yang indah itu, begitu indahnya dia bermegah dalam KEMURAHAN TUHAN dan menunjukkan betapa Indahnya bersahabat dengan Tuhan, alam saja dapat membuktikannya, apalagi kita manusia makhluk mulia. Jadilah sahabat yang baik bagi banyak orang, bukan serigala yang saling menerkam, jika alam dapat mengungkapkannya mengapa kita tidak dapat? Berarti ada yang salah dalam diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun